Rabu, 08 Desember 2010

SELAMAT ULANG TAHUN SUMBA TENGAH

Seiring mentari pagi bersinar indah, Sumba Tengah pijakan kakiku
Engkau menara kiehidupan yang ingin kugapai
Lahir dalam berbagai dinamika dan polemik
Atas nama rakyat, atas nama Tuhan(-fox gui fox dei)
Mentari pagi bersinar indah
Awal kelahiranmu , awal kelahiranku, awal kelahiran kita
Tapakan asa kita menggemuruh atas kehadirannya

Untuk Sumba Tengah
Lagu kudendangkan yang teristimewa bukan hadiah yang mewah
Aku sadari jalan yang kita tempuh masih panjang
Namun di usia muda ini lewati keras dunia bukan hal yang muda
Gaung kita masih belum dikenal

Tapi akan selalu kukenang dalam nubari
Aku tahu hal inilah yang pantas aku miliki
hadiah yang Tuhan berikan, karunia terindah
Untuk kita Tanah Waikanena Loku Waikalala
Nilai Perjuangan yang tak terperi

Saat kau buka jendela, Kicauan burung bernyanyi indah
Untaian kata terus terukir , untaian lagu terus berdendang
memori masa muda ini janganlah pupus, janganlah terhapus
Bumi kita , bhana alam kita jagalah
Agar tak ada yang bisa menginjak harga diri kita masyarakat Tanaloka

Teman, tegahkah kita pada bumi tempat kita berpijak
Empat tahun bersama kita melewati hari rubuh tanpa ratapan
Namun dengan usia masih beliah kita biarkan
Granat-granat, bor-bor menembus kulitnya: sanggupkah kita
Aku tidak Mau Bumiku Sumba Tengah Rusak
Happy birthday To U, to me Sumba Tengah Milik kita, Bumi TANALOKA



Torine Rambu Baba Ama


Desember 2006- desember 2010

Minggu, 05 Desember 2010

aku tak mau ini terjadi

saya tidak mau sumba saya di bumi hanguskan,,, saya tidak mau bumi saya hancur....


pt appaun itu harus keluar dari tanah marapu....



kita tidak pernah kaya dari hasil tambang emas... kita makan dari hasil pertanian... apa kata ank cucuy kita jika suatu saat nanti,,, sumba yang mereka temui adalah sumba yang hancur dan hampir tenggelang...

kasian mereka jika merka hariuus di ungsikan ke pulau lain.. karena tanah marapu, bumi savana tanah sandelood tidak berwujut pulau tetapi seperti loakan lumpur yang menggemuru..saya tidak mau bumi saya hancur,.. sumba harus alami


saya tak menginginkan adanya pertambangan di taman nasional manupeu tanadaru...

cintai sumba kita teman.. kitalah yang wajib menjaga.. bukan orang luar yang hanya ingin menggaruk dan meneistakan bumi pijakan kita.



Torine putri sumba tengah

Sabtu, 24 Juli 2010

MEMOTIFASI DIRI SENDIRI EXPOSE YOUR PERSONALITI PLUS

Energi yang terdalam dan dimiliki oleh setiap amanusia ketika ia melakukan sesuatu adalah motifasi . tanpa motifasi , manusia tidak akan pernah mempunyai kekuatan untuk bertindak . Seorang yang mengalami suatu keputusasaan , hanya akan bangkit kembali ketika ia menemukan motifasi dalam dirinya. Seorang yang tidak punya harapan sekalipun akan bersianar masa depannnya ketika ia menghadirkan MOTIVASI dalam dirinya . Pada hakikatnya, setiap orang yang diberi potensi , untuk menjadi motifator bagi dirinya sendiri. Tinggal bagaimana ia mampu memanfaatkan dan mengelolanya, sehingga menjadi energy yang sangat potensial.


Banyak orang yang mempunyai keinginan untuk mengetahui bagaiman cara memotifasi orang lain . Namun banyak orang yang lupa bahwa kunci sukses untuk memotifasi orang lain adalah terlebih dahulu memotifasi diri sendiri . Demikina juga kita adalah hal yang mustahil jika kita mau memotifasi orang lain sementara semangat dalam diri kita tidak ada. Dan kita ternyata tidak mempunyai semnagat hidup.
Tidak dapat dipungkiri, kita pasti pernah mengalami penurunan semangat dalam melakukan tindakan . Atau dengan kata lain kita pernah mengalami penurunan motifasi dalam diri kita. Hal itu juga akan dialami oleh orang disekitar kita. Hal yang membedakannnya hanyalah penyebab dan akibat dan penurunan motifasi itu.
Penurunan motivasi tersebut tentu saja akan berpengaruh terhadap kinerja kerja kita. Penurunan motifasi dapat saja mengakibatkan produktifitas kerja kita mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain kecuali kita menumbuhkan kembali sengangat atau motifasi yanga da dalam diri kita.
Caranya
TETAPKAN TUJUAN HIDUP
Tetapkan tujuan hidup dengan jelas sebagai hasil dari tindakan semakin jelas kita menetapkan tindakan semakin yakin kita bahwa kita mempunyai energio yang menggerakkan diri menuju tujuan tersebut. Persoalannya sekarang seringkali kita melakukan tindakan reaktif artyinya kita bertindak dulu baru kemudian menetapkan rujuan. Hal inilah yang sering kalimembuat kita seolah olah kehilangan arah . kita merasa berjalan tanpa pemandu atau kompas yang jelas.. tidak menutup kemungkinan ketika kita mnegalami rintangan , langkah yang kita ambil mundur dan menyerah kalah.
Lain halnya ketika kita sudah menetapkan tujuan yang jelas sebelum bertyindak kita mempunyaititik pusat yang hendak dituju. Dalam diri kita sudah mempunyai bayangan bbahwa tindakan kita akan mencapai finis yang jelas meskipun kita tahu bahwa bnyak rintangan yang kita lewati.
Dengan menetapkan tujauan yang jelas, seakan –akan kita siap menembakkan busur panah menuju pusat lingkaran yang telahkita ketahui sebelumnya,b halinilah yang akan membuat kita mempunyai motifasi yang tinggi , sebelum bertindakkiat sudah yakin tindakan kita akan membuahkan hasil yang tidak akan sia-sia.

STRAEGI BELAJAR BEHAVIORISME

3.1 .Kesimpulan
Strategi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan teori behaviorisme versi Skinner yaitu bagaimana peran guru dalam menstimulisi atau mengaktifkan siswa untuk menunjukkan perubahan perilaku . Dalam pembelajaran atau interaksi harus terjadi perubahan tingkah laku pada siswa sebagai hasil belajar dan mengajar . perubahan itu harus bersifat positif dn memamang harus dierencanakan secara sengaja dan sistematis.
Stategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang dirancang guru berdarkan pendekatan behaviorisme harus pula merujuk pada kurikulum , yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi. Dalam hal ini kurikulum yang dirujuk adalah kurikulum KTSP(2006).
Behaviorisme adalah suatu pendekatan yang lebih memihak pada sosok atau kualitas manusia dari aspek kinerja atau perilaku yang dapat diamati atau upaya guru memahami perilaku secara total pada diri siswa. Inti pembelajaran terletak pada reinforcemet, atau yang disebut penguatan.
Wacana sastra dalam hubungannya dalam pengajaran sastra di SMA pada prinsipnya bertujuan untuk membina watak dan moral siswa serta dapat membantu mengubah perilakunya .
Dari kompetensi dasar mengeksprisikan dialog tokoh dalam pementasan drama ini guru merancang strategi yang pada akhirnya dapat mengubah perilaku siswa, guru harus aktif dan kreatif dalam merangsang siswa untuk berbuat sesuatu yang dapat mengubah perilakunya. Perubahan perilaku dari kompetensi ini yaitu siswa dapat mengekspresikan dialog drama dan mengenal serta mengungkapkan wacana sastra dalam pementasan drama.
Dari kompetensi dasar menggunakan gerak-gerik, mimic dan intonasi sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama. Guru merancang strategi yang dapat mengubah perilaku siswa dengan stimulus dan juga memberikan reinforcement untuk meguatkan tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku dari kompetnsi dasar ini yaitu siswa dapat melakukan pementasan drama dengan penggunaan gerek-gerik, mimic dan intonasi yang tepat. Siswa mendapatkan keterampilan dari perilaku ini.
3.1.1 Kelebihan-kelebihan teori behaviorisme versi Skiner dalam pembelajaran.
Belajar terjadi dari adanya hubungan antara stimulius dan respon yang dapat mengakibatkan adnaya perubahan tingkah laku (behavior) baru , sebagai adanya interaksi atau hubungan antara stimulus dan respon . dalam aktifitas berupa pertanyaan , latihan –latihan , tugas-tugas dan test atau masalah lain yang perlu diselesaikan. Sedangkan respon merukan tingkah laku yang diamati sehingga perilaku siswa dapt diketahui, dan siswa juga dianggap telah belajaar jika telah menunjukkan perubahan perilaku.
Agar berhasil kaum behaviorisme(Skinner )berpendapat bahwa:
Stimulus respon berupa tingkah laku yang dapat diamati dengan stimulus yang berbentuk tingkah laku, dan respon, guru dapat merancang dan meramalkan hasil belajar (perubahan apa yang bakal terjadi ) pada subjek didik. Adanya reinforcemet positif dan reinforcement negatif dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan dengan sempurna.
Guru sebagai motivator yang aktif , guru sebagai sumber informasi yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan giat dalam belajar karena pembelajaran akan berhasil apabila adanya motivasibelajar siswa.
3.1.2 Kekurangan-kekurangan teori behaviorisme Versi Skinner dalam pembejaran.
Kekurangan teori behaviorisme dalam pembelajaran yaitu,
- Jika pembelajaran tidak diberi stimulus maka tidak akan ada respon atau perilaku yang dapat diamati pada diri siswa sebagai jawaban akan adnya stimulus. Pembelajaran akan statis.
- Jika pembelajaran tidak diberengi dengan penguatan maka perilaku siswa akan menurun dan perilaku akan dilemahkan.
- Dengan adanya stimulus dan respon membuat siswa , tidak kreatif dan selalu mengikuti perinta guru. Pengajarannya juga berakibat pada perkembangan anak yang tak dapat berpikir kritis untuk melalakukan tindakan yang sesuai dengan pengamatan siswa.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kaum yang menamakan dirinya sebagai calon pencerdas bangsa, dan merupakan landasan yang tepat bagi pengembangan ilmu bahasa dan sastra Indonesia . Diharapkan kita sebagai calon guru dapat menghayati arti keberadaan kita, untuk mencerdaskan manusia Indonesia . untuk tidak mewartakan ilmu secara sembarang maka calon guru perlu mempersiapkan diri dengan belajar stratedi pembelajar yang tepat sesuai dengn kurikulum yang ada.
























KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , yang oleh perkenanannya penulis masih diberi kesempatan menikmati kehidupan dan sedikit bernapas lega Karena dapat melewati akhir tahun dengan sempurna.
Penulis juga berterima kasih kepada bapak Dosen pengasuh mata kuliah yang selama ini membimbing penulis untuk belajar menjadi calon pendidik yang baik, yang mempersiapkan diri secara utuh dan bertanggung jawab penuh. Kiranya Tuhan selalu melindungi bapak dalam tugas, mendidik calon pendidik masa depan Indonesia. Penulisd juga berterima kasih karena bapak telah memberikan tugas bagaimana merangcaang strategi pembelajaran yang dengan merujuk pada kompetensi dasar dan menggunakan salah satu pendekatan. Penulis lebih tahu belajar bagaimana merancang stategi karena mengerjakan tugas.
Judul makalah ini adalah “ Strategi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menurut teori Behavirisme Versi Skinner dengan rujukan KTSP.”
Penulis ingin berterima kasih kepada teman –teman yang selama ini melewati hari –hari dengan kemesraan, terima kasih teman. Dalam kelemahanku ada teman yang menopang dan membuatku kuat lagi. Kita bangkit dari kerapuhan kita.
Akhirnya punulis menyadari makalah ini kurang sempurna , penulis harapkan kriti dan saran dari bapak dosen dan teman –teman sehingga makalah ini dapat berguna bagi Mahasiswa FKIP sebagai calon pendidik yang diharapkan untuk jadi yang terbaik.
Terima kasih, teriring salam dan doa tulus penulis. Syalom



Kupang, 19 Januari 2009


PENULIS


DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………… ..i
Daftar Isi ………………………………………………………………… …ii
PENDAHULUAN …………………………………………………… ……..1
-Latar Belakang……………………………………………………… .….1
-Rumusan Masalah ………………………………………………….…… ...2
-Tujuan Penulisan ……………………………………………………. …....3
-Metode Penulisan ………………………………………………….…… ….3
-Landasan Teori ………………………………………………………… …4
-Manfaat Penulisan ……………………………………………………… …4
PEMBAHASAN…………………………………………………………… ..5
-Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia kurikulum SMA………………………… ..5
-pandangan belajar dan pembelajaran menurut behaviorisme
Versi Skinner ……………………………………………………………... .5
-Strategi pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia menurut
Behaviorisme versi Skinner dari kompetensi dasar dengan rujukan
KTSP……………………………………………………………………….........6
-kelebihan behaviorisme Versi Skinner dalam pembelajran……………. ..10
PENUTUP…………………………………………………………….… ….….12
-kesimpulan……………………………………………………………… ….. ..12
-Saran ……………………………………………………………….… ……...14
Daftar pustaka







STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA MENURUT TEORI BEHAVIORISME VERSI IVAN PAVLOV DENGAN RUJUKAN KTSP


TORINE RAMBU BABA AMA
0601010066
MATA KULIAH: STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2009

kamus bahasa waijewa-indonesia

KAMUS WAIJEWA – INDONESIA



TORINE RAMBU BABA AMA
0601010066
MATA KULIAH LEKSIKOGRAFI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2009

ga. ga n lombok :Nga’a – rara, Makan – merah;
ga.i v biar : Da -- kawi, Jangan --kan dia;
gal.li n burung gagak :Nati -- a lera, Itu -- yang terbang;
gar.ra n siapa : -- nati?, -- itu;
ga.sa n tarian waijewa :Ne’edi a nego--, Mereka sedang menari --;
ga.su num satu batang : Yada bubumu --, Tolong rokok –;
ga.ta v bantu : Ne’ene –nalakawa, Dia sedang menolong anak itu;
ge.di n dimana : -- hiti nitigu, ¬¬-- Itu uang saya?;
ge.ge n laba-laba : -- awoppa kaninika, --Menangkap nyamuk;
go.ba v lawan : garra pa --mi yemi, Siapa --kalian?;
go.gol v jatuh : nati ata na – wali dara deta, orang itu—dari kuda;
go.li v gelitik : Udin – karambo, Udin—kerbau;
go.na.ka adj. lurus : Nawasu na-- takka, Kayu itu betul-betul –;
gut.ti n gunting : Ne – yowa awoi we, -- ini saya yang beli;
ia num satu : -- bawi pakolegu yowa, Saya sudah dapat –;
i.ka v cungkil : -- uda na tara wa’i dana da, Tolong--duri di kaki saya;
i.lo v pilih : Nena a – kaniki, Dia sedang – kemiri;
in.da.ki tidak : -- hinage omu, Dia bilang – ;
i.na n mama : Ngarra kuwa ata wai –na, Semua orang punya --;
i.pa n ipar :Na –gu, Ini -- saya;
i.ra v robek :Magage kadana ma –kawe neti ingi,Hati-hati supaya kain itu jangan -- ;
i.ta adj. pedis : Yo’u da nga’a kana a --, Kamu jangan makan yang --;
i.to n kita : Neke nya uma da --, Itu rumah --;
i.u.wa num. sembilan : Hida a – neke yo’u, Kamu ambil --;
i.ya n ikan : Lakawa, a kako laowa --, Anak-anak pergi mencari --;
ka.bu bawah :Bondalai –kalambe ida riti, Uang itu simpan di – baju;
ka.di v jaga :Neiga – karambo, Saya – kerbau;
ka.du n tanduk : Hamalau bana –karambau, -- kerbau sudah panjang;
ka.ka adj. putih : -- bage logena inagu, rambut ibuku sudah --;
ka.ko v jalan : -- ulu oma dana, -- duluan ke kebun.;
ka.le v bujuk :--nawawi kana maupa, --babi itusupaya jinak;
ka.mo.ka v teriak : Naka sapi na—bana, sapi itu sudah --;
ka.pa n sayap : -- na nati manu amanua, -- ayam itu luka;
ka.ppe n kain alas : Toba puwe na --, cuci – ini;
ka.pu n tempat kapur: Taupu katawa na --, Isi kapur di – ini;
ka.re.ka n gubuk : Ina amagu engadi – duna, Ibu ayahku tinggal di --;
ka.re.ko adj. kurus : Wekina -- oro karedauku, badannya – karena sakit;
ka.ti v gigit : Waigu namann oro -- gu bongga, Kaki aku luka karena di—anjing;
ka.tto adj. keras : -- ge nebina wa tongue, pinti ini – ditarik;
ki.kku n ekor : -- na ti bongga manna, ekor anjin itu luka;
kuso adj. nakal : Natti lakawa – langutakka, anak itu sangat --;
ka.we.da adj. tua : Amagu na – bana, ayahku sudah --;
ke. Ba n pungul : kaladage – mu, -- mu besar;
ke.de v bangun : -- nagede bage, -- hari udah malam;
ke.du n curi : Ata na -- apou pabai dawa,-- sudah ditangkap polisi;
ke.re n pantat : Karoduka – gu oro waraka, -- ku sakit karena jatuh;
ke.ri v parut : -- puwe nenuu, -- kelapa ini;
ke. tte v ikat : -- di hida wasu ngindi umma, -- kayu ini, bawa e rumah;
ke.to n pisau : Netti--natama langu takka, -- tajam sekali;
ko. Ba n mangkuk : Taw wee na --, isi air – ini;
kob.bu n pinggang : kii kiduge – na, pinggangnya kecil;
ko.bo.la n kadal : magai nati --, hati-hati itu --;
ko.da v gali : kaagu neia—lua, kakakku sedang – ubi;
ko.ka n besok : koka lodo ia, -- hari senin;
ko.le v dapat :ku—bana pawili, aku sudah – kerja;
ko.ro n kamar : Nadua tuka – na, -- nya sangat bagus;

ko.se v ulik : kako – uhaida gagu, pergi – lombok itu;
kot.tu v jahit : --puge neka lambe ama ira, -- dulu baju ini yang robek;
la.ko n bahu : Tema wai --mu, Topang dengan –mu;
la.le n ujung : Na –tempe na maira, -- tikar itu sudah robek;
la.ra n jalan :ge lara palimu, kamu lewat jalan mana?;
le.de n pusat : Namanuawe –na, --nya luka;
le.ga v tumpah :Da—ka ne wee, jangan tumpakan air ini;
le.na v terapung : Enga dibe—nana hiti wasu, Kayu itu tetap --;
leng.ga v geser : -- kata mandii kaina, tolong – sedikit saya juga mau duduk;
le.ra v terbang :Kaila a—madeta, Burung yang -- tinggi ;
le.te n pematang :Nee wi a padua – paba, Dia sedang mempebaiki – sawah;
li.kke n alas : Raiwi -- ka tema, buat –nya supaya ditopang;
li.ma n tangan : karoduka—gu, -- saya sedang sakit.;
lin.de n terasering :Nega apadua linde, saya sedang memperbaiki –;
li.ra v gendong : Ne’e wi a--alikana, dia sedang – adiknya;
lis.sa n halia : Ata a todaka --, orang-orang menanam --;
lu.a n ubi :Yamme ma nga’a lua, kami makan --;
lum.mu v rampas :Ne nyawe tana pa --, Tanah ini yan di-- (perebutkan);
lun.da v bonkar : Da -- kage, Jangan—lagi itu;
lun.na n bantal : Ya kaida – iya, Beri juga saya – satu;
lut.te n tembolok :Na manu na bonu bage--, -- ayam ini udah penuh;
lo.di v potong : Ne’e a--wasu, Saya sedang – kayu;
lo.ge n rambut :Nati mine namalone –na, Nona itu ber—panjang;
lo.go v rebus : Yamme nema a logo watara, kami sedan me—jagung;
lo.ka n paman : --gu yowa a tauda, --ku ada tujuh orang;
lo.ko. n kali : -- kalada bara uma, -- besar dekat rumah;
lo.la v ingat : --we netti patekigu, -- yang sudah saya katakan;
lo.ma n lidah :Magege na loma api, Awas dengan – api itu;
lo.re v pancing : Maida kata – iya, mari kita pancing ikan;
lo.ni n lumbung padi : Na pase ne’e bai -- dana, padi udah diimpan di--;
lo.ppu n potong :-- padai na wasu, Tolong potong kayu ini;
lo.su n cacing perut :Na lakawawaidi --na, Anak ini cacingan (--) ;
lo.ti n cacing tanah :Na madauta na loti, Dia takut--;

Minggu, 18 Juli 2010




ini dia cerita ku...




kau mati sayang
STRUKTUR KALIMAT TANYA BAHASA SUMBA DIALEK ANAKALANG











TORINE RAMBU BABA AMA
0601010066
TUGAS MID SEMESTER
PENGKAJIAN BAHASA DAERAH NTT



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2010




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah secara terus menerus dikembangkan. Dosen dan mahasiswa juga terus melakukan penelitian terhadap bahasa yang belum dijamah. Pengembangan itu bertujuan untuk menjaga kelestarian bahasa daerah.
Bahasa Sumba dialek Anakalang adalah salah satuh bahasa daerah yang berkembang di Indonesia. Stukturnya sangat unik karena mempunyai ciri khas sendiri. Misalkan dari sintaksis, bahasa sumba dialek anakalang unik karena posisi predikat berada di depan subjek tidak saja pada kalimat imperative tapi pada dua kategori kalimat yakni kalimat berita dan kalimat Tanya.
Kata Tanya bahasa sumba dialek Anakalang lengkap, ada kata apa, siapa, bagaimana, mengapa, kapan, dan dimana.
Apa dalam bahasa sumba dialek anakalang apa -gana, siapa – gereya, bagaimana- gahamanaima, mengapa- garkina, kapan- pirangu, dimana- beya.
Kata Tanya ini ada dalam bahasa Sumbadialek Anakalang. Tetapi ketika berdistrinbusi dalam kalimat Tanya kata Tanya apakah tidak ada dalam kalimat , kata Tanya ganaya hanya dalam kalimat micro. Misalnya ganaya? Apa itu?
Kata Tanya siapa , bagaimana, mengapa, kapan, dimana , dalam kalimat Tanya bahasa Sumba dialek anakalang sangat tampak tetapi kata Tanya dengan maksud apakah tidak tampak.
Dan didahului oleh predikat yang berkategori verba dalam kalimat itu. Contohnya
Halakune ta hakola na inamu yang mau menyatakan apakah ibumu sudah berangkat kesekolah di dahului kata halaku yakni berangkat merupakan predikat berkategori verba. Tidak ada kata gana sedangkan untuk menyatakan apakah yang dipikirkan kata gana berada pada posisi akhir misalkan papangadamu ganaya.



1.2 Masalah
a. Reset problem
Kalimat Tanya bahasa Sumba dialek Anakalang dengan kata Tanya apakah didahului oleh predikat dan berkategori verba.

b. Reset question

-Bagaimana Fungsi Sintaksis Kalimat Tanya Bahasa Sumba Dialek Anakalang?
-Bagaimana Peran Sintaksis Kalimat Tanya Bahasa Sumba Dialek Anakalang?
-Bagaimana Kategori Sintaksis Kalimat Tanya Bahasa Sumba Dialek Anakalang?
-Bagaimana Pengaruh Posisi Fungsi Sintaksis Kalimat Tanya bahasa Sumba Dialek Anakalang Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia?











BAB II
KONSEP DAN TEORI
2.1 Konsep
2.1.1 Fungsi Sintaksis
Verhaar (1999) fungsi-fungsi sintaksis itu yang terdiri dari unsur-unsur SPOK itu merupakan ”kotak-kotak kosong” atau ”tempat-tempat kosong” yang tidak mempunyai arti apa-apa karena kekosongannya. Tempat-tempat kosong itu akan diisi oleh sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peranan tertentu.
Fungsi ‘induk ’dalam kalimat itu adalah memang predikat . predikat biasanya berupa verbal . Fungsi sintaksis adalah konstituen yang formal . fungsi sintaksis bahasa Sumba dialek Anakalang berbeda dengan aturan fungsi sintaksis bahasa Indonesia.

2.1.2 . Peran Sintaksis
peran dalam sintaksis secara umum dapat kita bagi menjadi pelaku , penindak, pengalam (sebagai pasien).
Verhar(1999) mengatakan peran adalah seuatu hal yang dialami oleh fungsi berdasarkan kelas kata.
Verhar juga mengatakan tidak banyak penelitian yang mengatakan bahwa struktur peran terdapat dalam semua bahasa. Karena dalam semua bahasa perlulah dasar untuk mengungkapkan adanya orang atau benda yang menjadi “pelaku’ ‘ pasien’
2.1.3. Kategori Sintaksis
Kategori sintaksis adalah apa yan disebut kelas kata seperti nomina, verba, adjektiva, adverbia, adposisi(preposisi dan posposisi) ada banyak perbedaan bahasa di dunia dalam jenis dan jumlah kelas kata. Kategori kelas kat di tentukan oleh konstituen konstituen klausa (Verhar 1999: 170)
Menurut Abdul Chaer(2003) rata rata penulis tata bahasa internasionalan mengatakan bahwa fungsi subjek dalam kalimat selalu ditempati oleh kata yang berkategori nomina dan fungsi predikat selalu di tempati oleh kata yang berkategori verba.
2.1.4 kalimat Tanya

Kalimat tanya.. adalah kalimat yang di gunakan untuk bertanya tentang sesuatu yg ingin ditanyakan, atau yg ingin dicari informasinya. Kalimat tanya..akan lebih tepat bila menggunakan kata Apa, Mengapa, Siapa, Kapan, Bagaimana, dan Berapa dan diakhiri dengan tanda baca (?)
Bila kita membandingkan kalimat tanya dengan kalimat berita maka terdapat beberapa ciri yang dengan tegas membedakannya dengan kalimat berita.
a. Intonasi yang digunakan adalah intonasi tanya.
b. Sering mempergunakan kata tanya.
c. Dapat pula mempergunakan partikel tanya –kah.
Pada umumnya semua kalimat tanya mengehendaki suatu jawaban atas isi pertanyaan tersebut. Tetapi ada pula pertanyaan yang sama sekali tidak menghendaki jawaban, dan dipakai sebagai suatu cara dalam gaya bahasa; pertanyaan semacam ini disebut petanyaan retoris. Pertanyaan retoris biasa dipakai dalam pidato-pidato atau percakapan-percakapan lain di mana pendengar sudah mengetahui atau dianggap sudah mengetahui jawabannya. Ada pula semacam pertanyaan lain yang sebenarnya sama nilainya dengan perintah, di mana si penanya sudah mengetahui jawabannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sekurang-kurangnya ada 3 macam kalimat tanya: Pertanyaan biasa, Petanyaan retoris, Pertanyaan yang senilai dengan perintah.
2.2 Teori
Terdapat sejumlah pendekatan teoritis mengenai aturan sintaksis. Banyak ahli bahasa (seperti Noam Chomsky) melihat sintaksis sebagai cabang biologi, sejak mereka menganggap sintaksis sebagai pembelajaran ilmu bahasa yang melekat di pikiran manusia. Lainnya (seperti Gerald Gazdar) mengambil pandangan yang lebih Platonistik, sejak mereka menyebut sintaksis sebagai pembelajaran sistem formal abstrak. Meskipun ada lagi (seperti Joseph Greenberg) menganggap tata bahasa sebagai alat taksonomis untuk mencapai generalisasi luas di banyak bahasa. Sejumlah pendekatan besar terhadap aturan ini disebutkan.
Arti tata bahasa generatif adalah bahwa bahasa adalah struktur pikiran manusia. Tujuan tata bahasa generatif adalah membentuk model lengkap bahasa terdalam ini (dikenal sebagai i-language). Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan semua bahasa manusia dan memperkirakan ketatabahasaan dari ungkapan apapun (yang berarti memperkirakan apakah ungkapan ini terdengar benar oleh para penutur asli suatu bahasa). Pendekatan terhadap bahasa dirintis oleh Noam Chomsky. Kebanyakan teori generatif (meskipun tidak semuanya) menganggap bahwa sintaksis didasarkan pada struktur kalimat yang konstituen. Tata bahasa generatig berada diantara teori yang berfokus terutama pada bentuk kalimat, daripada fungsi komunikatifnya.










BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan struktur sintaksis yang terjadi pada kalimat tanya bahasa sumba dialek anakalang dari fungsi , peran dan kategori sintaksis. struktur sintaksis yang diteliti adalah kalimat tanya dengan melihat struktus atau posisi fungsi kalimat bahasa Sumba dialek Anakalang. Metode deskripitif bertujuan membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat atau hubungan fenomena-fenomena yang diteliti (Djajasudarma, 1993: 8). Data yang dikumpulkan baik secara tertulis maupun secara lisan, dikumpulkan kemudian diteliti dengan tujuan untuk mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan. Penelitian ini dilakukan melalui teknik catat dengan menggunakan langkah-langkah, yaitu: (1) studi pustaka, pada langkah ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber pustaka; (2) pengumpulan data, pada langkah ini penulis mengumpulkan atas data tertulis mengenai kalimat tanya (3) pengklasifikasian data, pada langkah ini data yang telah disusun kemudian diklasifikasi sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mencari fungsi , peran dan kategori ; (4) penganalisisan data, pada langkah ini data yang telah diklasifikasi dan disusun secara sistematis kemudian dianalisis; (5) menyimpulkan hasil penelitian, pada langkah ini data yang telah diperoleh pada proses penganalisisan data kemudian disimpulkan.







DAFTAR PUSTAKA
Chair, Abdul.2003. Seputar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Reneka Cipta.
Keraf, G. 2005. Komposisi. Ende . Nusa Indah
Kridaklasana, H. 2004. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Putrayasa. 2006. Tata Kalimat Bahasa Indonesia.Jakarta: Aditama
----------.2008. Kajian morfologi . Jakarta: Aditama
Verhar. 1999. Asas –Asas Linguistik Umum. Jokjakarta: Gadja Mada University press.
Sausure. 1993. Pengantar Linguistik Umum.Jokjakarta: Gadja Mada Universiti Press.

Jumat, 16 Juli 2010

kehiduapan yang penting
kehiduapan yang penting

cerpen

KEBERSAMAAN ITU BERNAMA….

Kau Nampak tua daln lelah, keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah
Meski nafasmu kadang tersegal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Lirik lagu itu terus ia dengar ketika menumpang bus mahasiswa. Kali ini yang 14 kali menumpang bus mahasiswa itu. Rani seorang gadis berusia 19 tahun , ia seorang mahasiswa yang berasal dari suatu pulau . Ia telah semester II di Universitas Nusa Cendana Kupang . Salah satu Universitas negeri di Nusa karang dan NTT umumnya dan terbilang paling murah untuk sejagat Indonesia. Yah… Rani seorang anak pensiunan guru melabuhkan asanya di universitas ini.
Setiap hari Rani menapaki tanjakan itu, kosnya berada di baba kaki bukit. Setiap pagi ia menaiki bukit itu dan sampai di perbatasan UNDANA dan rumah penduduk ia menanti bus mahasiswa. Bus koperasi yang disiapkan garatis untuk mahasiswa melewati sekali lagi tanjakan . UNDANA sangat terkenal dengan tanjakannya.
Pagi ini Rani jalan dengan penuh semangat. Ia ingin menumpang bus , bukan karena tak ingin lagi berjalan kaki dan menumpang gratis, tapi ia ingat sorot mata itu, sorotnya begitu indah tidak saja melenahkan namun juga meneduhkan . Setiap menatap ke depan
Dari kaca itu ia juga terus menatap Rani dengan ketenangan . Mereka sepertinya saling mengenal tapi di dunia mana? Rani tak ingat sia– sia ia menggerakkan semua yang ada dalam struktur skematanya … lagu itu lagi yah lagu titip rindu untuk ayah karya Ebiet G. Ade . Apakah ia begitu menyukai lagu itu? Rani menykai lagu itu ….. Sungguh !!! Rani menyukai lagu itu untuk mengingat sosok yang ia banggakan . Sosok ayah , ayah yang ia cintai , ayahnya yang gigih, kuat, tangguh, dan humoris namun
tetap mengajarkan disiplin …. Fitrahnya begitu kuat, ayah seorang guru. Ayah yang dibanggakan jadi panutan di kampungnya. Samakah? Apakah lelaki itu juga menyukai lagu itu atas dasar kebanggaan terhadap ayahnya? Kalu merekah sama –sama menyukai lagu itu,, mungkinkah lelaki itu menyukai karena kebanggaannya terhadap “AYAH” pertanyaan itu jadi memori yang terus berkecamuk dalam memori Rani. Tapi yang pasti , yang ingin dilakukan, diingat, Rani selalu ingin melihat sorot matanya,alis matanya sangat mirip dengan seseorang yang sangat dekat dengan Rani…. Kebanggaan Rani …..
Ahchhhh

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
ke riput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkus
Pagi itu, kamis 21 mey 2007 Rani duduk di deker menunggu bus mahasiswa andalannya .. Lama… lama sekali telah tiga puluh lima menit ia menunggu , ia terus mengingat bait itu. Mungkinkah ia mencintai lelaki itu , lelaki yang ia rindukan karena kemiripannya dengan sosok yang ia sayangi. Seketika lamunanya buyar . Bus itu berhenti di hadapannya . Lelaki itu ta pernah bicara . Tapi Rani paham , sorot mata laki laki itu terus bicara menisyaratkan keriduan. Sorot mata yang sangat ia ridukan setiap kali ia mendengar lagu Ebiet G. Ade. Dan lagu itu bergeming terus setiap kali Rani berada dalam bus ini.. Ataukah hanya kebetulan tapi mengapa harus kebetulan apakah setiap ia numpang bus itu adalah sebuah kebetulan. Rani tak pernah tahu… akchhh dia betul-betul tak tahu. Rani juga tak pernah tahu mengapa kerinduan itu begitu dalam kali ini sudah yang kedua puluh kali ia menumpang bus itu…
Waktu terus berjalan, dan pada suatu pagi yang cerah , setelah liburan selam tiga bulan, setelah ia berkunjung ke pulaunya . Pulau yang selalu dan amat ia banggakan. Setelah ia mendengarkan penuturan ayahnya
“ suatu hari nanti kau akan menemuan seseorang yang sangat dekat dengan tanganmu sendiri. Ia mungkin beda dengan mu tapi nadinya adalah juga nadimu.

Rani hanya menganguk tak karuan . Ia hanya mengingat pesan itu . Tak sedikitpun ia memahaminya . Ia hanya tahu ayahnya berbicara.
Ia begitu merindukan lagu itu … sekaligus sorot mata
Itu , sorot mata yang menentramkan hatinya.
Rani menunggu bus … tapi yang ditunggu tak juga muncul bus –bus yang lain tak dihiraukan ia hanya menunggu satu bus.. Yah bus yang selalu ada dalam lamunya,,, bertulisksn syalom didepan… bus yang selalu menghanyutkannya dengan lagu titip rindu untuk ayah,.. Semua bus lewat begitu saja. Ia menantiakan yang berbeda ,, apa yang ia nantiakan tidak ada.. Sia-sia..Rani melangkan kakinya gontai. Esoknya… lusa… sama saja lelaki itu tak muncul lagi walaupun bus nya muncul , lagunya juga sudah berbeda.
Kini ..Rani sudah semester vi sudah dua tahun ia malas naik bus. Ia jenuh. Ia sudah putus asa, ia ingin mengubur cintanya menguburkan kerinduannya yang begitu dalam tiba-tiba saja pada suatu hari , kerinduannya begitu dalam akan hadirnya bus . Nyata ini benar-benar nyata . ..Ranimelihat sosok itu , sosok yang ia dambahkan tapi bukan di atas bus, di atas motor dengan MP3 dalam genggaman sedang menanti seseorang.
‘ hay’ sapa lelaki itu pada Rani
“ hay juga” Rani penuh kegugupan
Lelaki itu mendekat . “ bolehkah aku bicara denganmu”
“ kapan”
“ sekarang”
Tanpa sadar Rani langsung mengikuti lelaki itu..
Lelaki iyu menuturkan ceritanya, memberitahukan bahwa ia simpat pada Rani dan menuturksan bahwa ia mempunyai seseorang yang ia cari di pulau kebanggaan Rani. Ia mengatakan cinta pada Rani rani tak dapat mengelak lagi. Rany dan Leksi demikian nama lelaki itu a
Itu akhirnya pacaran .
Pada saat memasuki semester VII, ayah Rani sakit keras. Rani harus pulang . Dua hari sebelumnya leksi pacarnya tak tahu dimana keberadaannya . Sia– sia Rani menghubungi hapenya.. Mailbok trus. Akhirnya Rani berangkat ke Sumba. Ketika sampai di bandara Eltari Rani membuka hapenya … no tak dikenal isi pesan” Leksi sekrang ada di Sumba.
Rani bingung tapi ia tak pedulkikan .. Ia lebih peduli dan kuatir dengan keadaan ayahnya.
Sesampainya di Sumba , Rani dikejutkan oleh suatu hal bahwa…. Bahwa ada seorang wanita yang sudah begitu dekat dengan nya, dia ibu Leksi. Mereka sama –sama terkejut. Tak saling mengenal namun berada dalam satu rumah.. Yah rumah ayahnya.. Apa gerangan yang terjadi.
“ Rani , dia ibu yang ayah tinggalkan di Kupang… dan ayah mempunyai seorang anak… anak itu”’
Rani tak sanggup lagi … Rani terdiam sekuat tenaga ia tutup telinga .. Ia tak mau mendengar penuturan ayahnya. Bahwa Leksi adalah kakaknya.. Pacarnya adalah kakanya.. Tapi siapa yang salah Rani tak tahu , Leksi juga. Mereka telah melakukan jhal yang salah Rani dan Leksi pernah bersetubuh.
Inikah yang harus dubayar olehnya … mengapa?
Rani baru sadar , mengapa ia merasa dekat dekat Leksi karena mereka Saudara Rani baru sadar akan cerita-cerita Leksi tebtang sosok ayah yang dicarinya dalah kebanggaan Rani. Rani tak sadarkan diri ia telah menodai kepercayaannya sendiri

The end
SAUDARA –SAUDARA YANG KEKASIH?
Dalam pertemuan di kalangan kristiani, misalnya dalam acara pernikahan, upacara kematian, ulang tahun dan sebagainya, sering terdengar penggunaan beberapa kata yang salah kaprah.kekerapan pemakaiannya tinggi karena rupanya sydah menjadi kebiasaan dan merata sehingga tidak terasa lagi kesalahannya.
Pertama pemakaian kata kekasih , kata kekasih merupakan kata benda, artinya yang” dikasihi”namun kata ini sering digunakan malah sebagai kata sifat.misalnya saudara-saudara yang kekasih yang dipakai sebagai ungkapan penyapa . yang benar jiaka dikatakan:
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, atau
Saudara –saudara kekasih Tuhan , atau
Saudara –saudara kekasih Yesus.
Dalam bahasa Indonesia hanya ada tiga kata benda yang diawali dengan awalan ke- yaitu kekasih, kehendak, ketua. Kehendak Tuhan itulah yang jadi, ketua rapat itu mengucapkan terima kasih atas penerimaan usul itu
Kedua, penggunaan kata mengkuatkan , misalanya kiranya Tuhan mengkuatkan iman…. Bentuk dasar kata itu , kuat bila di beri awalan me- dan akhira kan menjadi menguatkan karena k pada awalan kata kuat luluh.perhatikan contoh lain:
kotordikotorkan  mengotorkan
kerasdikeraskanmengeraskan
kait dikatkan mengaitkan
bentuk salah kaprah sejenis itu yang sering kita jumpai dalam pemakaian bahasa Indonesiadewasa ini ialah mengkikis, kait- mengkait yang seharusnya mengikis dan kait mengait
ketiga, kata bentukan baru gerejani . kata ini dibentuk dengan anologi yang salah yaitu meniru kata bentukan rohani atau badani. Kata rohani berasal dari baghasa Arab rohaniyyah dan badiniyyah. Kata itulah yang kita pungut ke dalam bahasa Indonesia menjadi rohani , badani dan rohaniah dan badaniah.
Perhatikan ! bukan roha+ni , bada+ni . jadi bentukan rohani, badani jangan dipakai sebagai analogi bentuk gerejani , bentuk lain dalam bahasa Arab ialah duniawi(dari kata dunia), sebagai lawan ukhrawi . kata berakhiran amendapat tambahan – wibukan I seperti badan rohani, karena itu kata gereja yang berasal dari bahasa bahasa Portugis seharusnya gerejawi.
Akhiran wi dalam bahasa arab mempunyai pengertian “mempunyai sifat” mulai berkembang pemkaiannya tidak hanya pada kata asal bahasa Arab tetapi , manusia , agama, kimiawi juga(bahasa Sansrit).
Torine Rambu Baba Ama
KAJIAN SOSIOLOGIS CERITA PENDEK KENTHUS
Torine Rambu Baba Ama, PBS FKIP UNDANA


TENTANG KESEDERHANAAN DAN MABUK KEKUASAAN
PENDAHULUAN
Nilai –nilai kehidupan yang membangun suatu cipta sastra , unsure-unsur social budaya dari suatu masyarakat terkadang tampak begitu menonjol bahkan menjadi warna dari sebuah karya sastra. Dalam sastra social budaya bukanlah hal yang asing . Nilai-nilai tradisional amat berpengaruh terhadap sastra atau dalam prosess kreatif sastra.
Dalam cerita –cerita yang ditampikan oleh Ahmat Tohari, mempunyai cirr sendiri, yang mana penceritaannya menyatakan latar social secara utuh. Dalam cerpen Blokeng dan Khentus dapat dilihat bahwa Ahmat Tohari mempunyai cirri tersendiri dalam menciptakan teks satranya. Latar alam pedesaan , peristiwa-peristiwa , tokoh-toh sentral ; masyarakat lapis bawah , merupakan daya trik dan kekuatan yang khas. Wilayah pedesaan yang kumuh, lugu, dan alami yang dipadukan dengan orang-orng desa yang bersahaja yang tidak pernah diperhitungkan kehadirannya ,merupakan suatu hal yang sangat akrab dijamah Tohari. Ia selalu bertiolak dari pengelaman kedesaannya sehingga pembaca akan menangkap suatu dunia kehidupan pembaaca akan segera tahu.
Pemberian nama tokoh dalam sebuah cerita mempunyai peran yang penting dalam penafsirannya . Nama dapat memberikan bayangantentang keadaan fisik , karakter, status social tokoh dan sebagainya. Nama juga akan mengingatkan kita tentang mitos-mitos , legenda-legenda, atau pun cerita-cerita tertentu . Dalam cerita ini Khentus , Dawet adalah nama-nama yang biasa digunakan oleh orang-orang Jawa dari daerah pedesaan , berasal dari klangan masyarakat bawah , petani miskin, dan tidak berpendidikan. Rakyat kecil dan terlampau biasa.
Dari cerpen Khenthus saya mempunyai esan bahwa yang dimuat , latar alam pedesaan , peristiwa-peristiawa serta tokoh-tokoh lapis bawah . lukisan manusianya(tokohnya)selalu bertolak dari sifat –sifat yang khas sehingga tercermin suatu sikab hidup atau jiwa yang khas pula. Bahkan lukisan watak tokoh yang ditopang oleh lukisan peristiwa dan latar yang juga berkesan khas” khas Jawa” menggambarkan “ Kesederhanaan dan Mabuk Kekuasaan. “
KESEDERHANAAN DAN MABUK KEKUASAAN DALAM CERITA PENDEK KHENTUS.
Refleksi sifat sederhana langsung terlibat dengan sifat mabuk kekuasaan tampt jelas dalam cerita pendek Khentus. Kisah tentang Khentus warga desa yang sehari –harinya hidup dibawah garis kemiskinan , bahkan hampir tidak pernah diperhitungkan kehadirannya , tiba-tiba saja merasa dirinya terangkat. melasa dilambung-lambungkan dari kelas terbawah ke kels atas. Berawal dari mimpi menunggang macan , yang ditafsirkan sebagai isyarat untuk mendapatkan kekuasan (jabatan). Jabatan yang didapat Khentus menjadi kenyataan , Khentus mendapatkan jabatan ebagai pengumpul (buntut ) ekor tikus yang disetor oleh petani dengan upah sepuluh rupiah.jabatan yang sebenarnya hanyalah tugas yang diberi oleh pak RT. Khentus mendapatkan bonus . hal itulah yang mengubah tingkah laku Khentus. Khentus menganggap dirinya sebagai orang yang paling berkuasa, sementara sesame wrganya yang juga sehari_harinya sama berada di bawah garis kemiskinannya dianggapnya begitu kecil bahkan lebih kecil dari liliput(sesuatu yang kecil: baca Khentus karya A. Tohari)serba tidak ada artinya. Perbuatan Khentus membuat Dawet istrinya menjadi benci, mual, dan muak terhadapnya.
Lewat lukisan ini pengarang mengangkat dan mengkritik manusia –manusia ambisius yang luapa diri.pengarang ingin pembaca memaknai kembali ajaran budaya leluhur yang telah diwariskan secara turun temurun yakni bersifat wajar , sederhana , dan tidak mabuk kekuasan . . pengarang menghadirkan Khentus dan Dawet sebagi tokoh pasangan suami istri . Khentus dilukiskan sebagi tokoh yang merasa berkuasa , sedangkan Dawet lebih suka pada sikab hidup sederhana dan wajar-wajar serta tidak mabuk kekuasaan.
Juduh cerita Khentus berkaitan langsung dengan tokoh ceritanya . digunakan oleh pengarang untuk menyarankan gambaran makna ceritanya kepada pembaca . judul sebagi pembayang cerita. Khentus tidak saja menyarankan makna yang lain. . tanpa disadari judul cerita dan nama tokoh Khentus menginagkan pembaca akan kata komentus , yang dalam bahasa Jawaberarti suka berlagak, bergaya, sok, dan makna tersebut hampir mewarnai seluruh cerita.
Gambaran makna seperti diisyaratkan lewat judul langsung dapat dilihat pada awal cerita.
Keluar dari ruuumah RT , Khentus merasa dirinya bkan lagi Khentus . wajahnya binger. Senyumnya sesekali mengubah bentuk bibirnya yang berhias cakap di kedua ujungnya. Semua orang yang dijumpainya berubah menjadi liliput , kecil bukan main, pepehonan menjadi kecil dan merunduk. Angin didengarnya bersenandung tembang. Menggema . Khentus telah dilambungkan dari kelas terbawah ke atas panggung kehidupan. . Maka inilah yang telah diisyaratkan. Dalam mimpiku piker Khentus yah tak salah lagi … mimpi nunggang macan, apa tidak hebat? Macan adalah tamsil kekuasaan . Aku a akan menunggangi kekuasaan dan kenyataan itu tiba.
Begitu keluar dari rumah pak RT , Khentus memperlihatkan sikab demontratif, suatu sikab yang tampaknya berlebihan. Orang –orang yang dijumpainya dianggapnya tidak berarti di matanya temabng yang biasa di dendangkan untuk menyambut tamu terhormat , tamu agung seolah ikut bergembira. Khentus merasa senandung itu dedendangka untuknya , ia telah berubah hidup dari kelas terbawah ke kelas atas. Kehiduapan sebagaimana yang diisyaratkan dalam mimpinya menunggang macan . pengarang menhadirkan tokoh Dawet. Dawet aneh melihat sikab suaminya yang tidak seperti baiasanya., berubah secara tiba-tiba. Bahkan Dawet mencurigai siakab suaminya sebagi pertanda kematian.melihat Khentus yang sombong dan congkak. Dawet merasa anaeh timbul kesadaran moral dawet untuk lebih jauh mencurigai suaminya. Dari tindakan yang tindakan yang tidak terpuji.
Dawet tidak sudi jika uang dalam saku suaminya adalah hasil curian “ khan uang tadi bukan hasil nyolong Kang!”
Menghadapi sikab istrinya yang tanppa diduga_duga mengajuakan pertanyaan bahkan menyelidk, Khentus tersinggung. Dengan sikab angkuh ia harus menyatakan pada istrinya bahwa tugas yang dierimanya sebagai pelaksana proyek buntut tikus. Karena ia telah bermimpi menunggang macan.
Termakan oleh kekuasan karena bermimpi menunggang macan Khentus memperlihatkan pola sikab yang semakin memuakkan, ankuh dan meremekan orang lain.
Kenagkuhan sikab Khentus karean mabuk kekusaan , mencapai puncaknya ketika sesame warga petani sekampung berkumpul memadati rumahnya untuk menyerahkan buntut tikus. Khentus merasa tidak perlu cepat_cepat membayarnya. Kareana merasa dirinya lebih berkuasa dari sesame petaninya, ia ,ebiarkan saja orang berhimpitan,, terjatuh. Ia tidak mempedulikan keadaan yang memprihatinkan. Sedangkan Dawet tidak suka dengan sikab angkuh Khentus yang menyengsarakan sesamanya.
PENUTUP
Tema adalah mabuk kekuasaan. Amanat.. hendaknya ketika kita mendapatkan kesuksesan kecil janganlah mengambanp orang lain lebih rendah.

KENANG UNTUKMU PELITAKU

KENANG UNTUKMU PELITAKU
Masih terekam jelas
Nada suaramu bergemah
Alunan spidol, dalam ruang rindu
Ruang cita ,ruang masa depanku.
Pelitaku… begitu banyak
Yang kau taburkan ,,,
Selaksa ilmu dalam nubari
Kini… nada suaramu,,,
Alunan tanganmu Jadi kenangan
Jadi selaksa cerita
Dalam ruang gelapmu, ruang kehampaanku

Saat aku menitikkan air mata
Untuk kepedihanku
Kusadari,, setelah kau terbujur kaku
Di hadapan altar suci
Kenang itu terlintas lagi
Kenang itu menggebu, Kenang itu terpatri.
Kau pelita, kau penasehat
Terima kasih ibu,,,
Jika aku masih mendenyutkan kata pada titisan kenang ini
Itu berarti aku ingin namamu tak pupus dalam relungku.
Selamat jalan ibu SISIL
Kenang selalu ada untukmu
TORINE RAMBU BABA AMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA SMP NEGERI 3 KUPANG DALAM MEMBUAT KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KETERAMPILAN PROSES

Karangan narasi merupakan perwujudan hasil kegiatan mengarang atau menulis.
Karangan adalah hasil daya cipta, imajinasi, ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa untuk menyampaikan isi hati secara yang mengena para pembaca (Cakra, 1976:7). Dan narasi adalah menjelaskan suatu rangkaian kejadian (KBBI, 1998:609).
Henry Guntur Tarigan (1981:3) dalam bukunya "Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa", berpendapat : Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis ini, maka penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi (ilmu tata aksara atau sistem bunyi), struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang baik dan teratur.
Narasi dalam kamus istilah sastra (Sudjiman, 1984:4) diartikan sebagai "jenis wacana yang sifatnya bercerita baik berdasarkan pengamatan maupun berdasarkan rekaan". Menurut Mulyono (1986:23) berpendapat : Narasi adalah suatu tulisan (karangan) yang berisi cerita tentang suatu peristiwa dengan tujuan mempeluas pengalaman orang lain. Bagaimana berlangsungnya peristiwa tersebut, disusun secara terperinci sesuai dengan sistematika kewaktuan.jika peristiwa itu mengetengahkan eberapa peristiwa, maka peristiwa-peristiwa tersebut antara satu dengan yang lainnya memiliki sebab akibat.
Dari beberapa situasi di atas, dapat dijelaskan bahwa karangan narasi merupakan tulisan yang berusaha menyajikan suatu peristiwa, baik kenyataan atau rekaan secara menarik dengan urutan kronologis kewaktuan dan tempat, sehingga pembaca dapat mengetahui seolah-olah dapat merasakan atau memahami mengapa peristiwa itu terjadi.
Sebuah karangan narasi bukan hanya sekedar menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian, tetapi harus mengandung suatu makna secara keseluruhan, artinya rangkaian kejadian atau peristiwa tersebut harus terbentuk dalam suatu alur cerita yang dramatik dan mengandung konflik yang saling berhubungan sampai klimaksnya.
Karangan akan terwujud apabila bahasa yang digunakan efektif, baik yang mencakup system bunyi, system bahasa (fonologi), morfologi, sintaksis) maupun system struktur kalimat, isi, ejaan yang tepat dan benar.
Keterampilan Menulis
Sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa, keterampilan menulis memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, sering digunakan dalam menyatakan gagasan atau pikirannya dengan tulisan atau karangan.
Keterampilan menulis sering dikatakan katerampilan yang paling komplek dan bersifat ekspresif, misalnya pada sebuah karangan terutama karangan narasi. Dalam keterampilan menulis karangan, karangan yang baik akan terwujud selain bahasa yang digunakan efektif, baik yang mencakup system bunyi, system bahasa (fonologi), morfologi, sintaksis) maupun system struktur kalimat, isi, ejaan yang tepat dan benar, juga menggunakan ide atau gagasan yang didukung kalimat-kalimat yang baik dan efektif.
Gorys Keraf (1990:35), menyatakan "mengarang adalah merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang menuntut kemampuan membuat kalimat efektif yang baik, benar, dan jelas maksud serta tujuannya".
Menulis karangan narasi harus menggunakan kata-kata yang saling berhubungan, penyusunan kalimat yang satu tidak terlepas dengan kalimat yang lainnya, sehingga membntuk suatu paragraf yang utuh, paragraf demi paragraf tersusun dengan benar sehingga membentuk karangan yang baik dan tidak menimbulkan keraguan makna.
Metode Keterampilan Proses
Setiap manusia dilahirkan diberi bekal dengan kemampuan dasar yang tumbuh dan berkembang bila dibina dan dilatih. Untuk mengembangkan kemampuan dasar siswa agar memiliki keterampilan intelektual, keterampilan sosial dan keterampilan fifik ditempuh melalui proses belajar mengajar.
Kemampuan menulis karangan tidak akan terjadi dengan sendirinya, tapi memerlukan pembinaan dan latihan terus menerus dan berkesinambungan, dilakukan sebagai poses pengembangan.
Agar tujuan menulis karangan narasi itu tercapai dengan baik, maka pengajaran
menulis karangan narasi harus diupayakan untuk dilakukan secara bertahap dan berencana. Salah satu tahap kearah itu adalah menulis karangan narasi dengan bantuan proses. Keterampilan proses salah satu bentuk dalam menyampaikan materi pelajaran terdiri dari keterampilan intelektual, keterampilan sosial dan keterampilan fisik.
Keterampilan proses dibentuk oleh sejumlah keterampilan, untuk pencapaian atau pengembangannya dilaksanakan dalam setiap proses belajar mengajar setiap mata pelajaran. Penjabaran keterampilan proses dari hasil berbagai mata pelajaran akan menghasilkan perbedaan yang mengarah pada sifat yang variatif.
Kemampuan apresiasi pada peserta didik merupakan tujuan utama dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam keterampilan menulis karangan dituntut adanya proses untuk lebih mengoptimalkan aktivitas peserta didik sehingga peserta didik akan lebih bergairah dalam menuangkan ide dan gagasan yang dimilikinya.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Rumusan Masalah Umum
Dari latar belakang di atas, secara umum masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Apakah penggunaan media cergam dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa SMP Negeri 3 Kupang?”
1.2.2 Rumusan Masalah Khusus
Secara khusus, permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Apakah penggunaan media cergam dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun cerita berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan narasi yang utuh?
2) Apakah penggunaan media cergam dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memadukan kalimat menjadi karangan narasi yang padu dengan menggunakan kata sambung yang tepat?
3) Apakah penggunaan media cergam dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara benar dalam karangan narasi?

Rabu, 14 Juli 2010





pake sarung na.. buat apa ibu..

SABANA MEMBAWAKU, SABANA BERHARAP

Oleh: Torine Rambu Baba Ama

Berdesir angin rumput savana
Padang rumput yang luas,
Tanah tak berpagar.
kleneng genta ,ringkik kuda
Mendesir dalam padanan
Kata terucap

Seribu tunas telah tumbuh
Melangkah dengan nada eksotik
Mengikuti arah angin
Mendayu harapan
Meniti langkah
Bersama bongkahan
Pijaran bumi karang.
Menopang pahlawan tanpa tanda jasa

Berdesir angin rumput savanna
Di sana tempat, prai bakul, tanah marapu.
Berbisik ,,merdu namun tersendat
Tunas- tunas savana
Tadah tetesan-tetesan ilmu,
Bawah, sirami jiwa yang haus
Basahi padang terbuka
Kering tanpa hujan ratusan hari

”Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Tunas-tunas savana
Jiwa kami kering
Rapuh
Adakah setetes bening,
Seberkas cahaya, serpihan ilmu
Bersamamu, lewati hari rubuh tanpa ratapan
Pada tanah karang.
Adakah juga lentera yang kau biaskan pada kami kelak
Bersama togamu yang dengan angkuh melingkar di kepala
Ataukah kebobrokan, kepicikan keenganan berbuat yang kau semai
Padamu calon pahlawan tanpa tanda jasa
Kami berharap
Basahi bumi sabana,,bumi sandlewood’’

Berdesir angin rumput savana
Buat suaramu
Meringkik kuda sandlewood buat perjuanganmu


FOTO BERSAMA DOSEN_DOSEN PBSID UNDANA

PEMALAS

PEMALAS
Jenuh kulewati hari ini
Penuh liku ,
Lemah tungkai kakiku
Tak kutemukan nilai sebuah kehidupan

Entah rasa apa yang kini berkecamuk
Setan mana yang telah merasukiku
Semua yang kulakukan
Hampa dan lahir dari kesia-sian

Mungkin inilah yang dikatakan
Kemana lagi jiwa ini kucari
Sementara ia terus lari
Dan tak menghendaki

Apa yang mesti kuperbuat
Kau menghujaniku dengan peluru
Tak satupun dapat kulakukan
Apa lagi melakukannya dengan sempurna

Jika kau melihatku letih
Itu bukan karena aku memang letih
Tapi demi waktu yang bicara
Aku berani katakan aku begitu tak berdaya

Pantaskah aku berpikir
Untuk apa semuanya kulakukan
Sementara langit bermuram durja
Aku pun larut dalam kelalain ini

Mungkin ini yang dikatakan
Akh aku tak berani menebak
Tapi biarlah sulbi jiwa ini
Merangkak dan bicara

Dari kedalaman jiwa
Maafkan aku yang tak bisa
Berbuat yang terbaik
Aku gundah gulana

Hai kau yang terus memojokkanku
Aku bukannya tidak bisa
Tapi bicaralah demi pertemanan yang abadi
Aku ingin jujur katakan, aku tak sanggup ungkapkan


Meski dari pernik kata yang haturkan
Ingin mengubah jiwa yang tertati ini
Jangan kau katakan itu lagi
Jika kau ingin yang terbaik kulakukan.

Aku memang pengecut
Mungkin juga ada yang lebih kasar
Aku patung batu beku
Yang kan melumut jika tersiram

Ahk .... aku tak tahu
Mengapa ini bisa terjadi padaku
Mungkin nasip
Mungkin pun takdir

Aku lebah, tak cerdik
Bahkan cenderung lamban
Itu steming dasar yang kumiliku
Aku bertempramen plegmatis

Semuanya malas kulakukan
Jika ada yang mengajakku
Aku hanya menjawab dengan satu ayunan
Gelengan dan kukatakan TIDAK

Aku mungkin tak bisa dijadikan
Sahabat untuk berbagi
Karena sekali sempat mereka berduka
Aku tak dapat membantu dengan tangkas

Aku sering disebut si Pemalas
Nama yang begitu keji
Kau bahkan mereka tambatkan

Maafkan aku yang malas ini
Tapi jujur demi waktu yang berdetak
Demi langit yang kugenggam
Ingin kulantunkan



Seribu larik dalam satu hempasan
Ingin kudendangkan
Jangan lagi kau ucapkan
Aku seorang PEMALAS


Ingin kuubah semua getis itu
Ingin ku tendang semua keegoisanku
Dan aku mau bicara pada semesta
Aku tidak ingin kau katakan PAMALAS





Karya torine rambu baba ama

Selasa, 29 Juni 2010

SLOGAN

SLOGAN
BAHASA ADALAH BUNYI (FERDINANT DE SAUSURE)
BUNYI BAHASA ADALAH BUNYI BERARTI
BUNYI BERARTI KECIL ADALAH KATA

KATA IALAH BUNYI BAHASA BERMAKNA
KATA ADALAH SEBUAH NAMA
NAMA IALAH PENANDA
NAMA IALAH MUATAN BATIN
NAMA PEMBENTUK KESADARAN
NAMA ADALAH SUMBER TERANG AKAL
NAMA ADALAH PEMBENDAHARAAN BATIN

NAMA ADALAH SEBUAH KATA
KATA ADALAH KUNCI PINTU PENJARA BATIN
KATA ADALAH PENENTU KEBEBASAN

KATA ADALAH BAHASA
BAHASA PENANDA IDENTITAS
BAHASA ADALAH CERMIN KEPERIBADIAN
BAHASA ADALAH WUJUD PERADABAN KOMONITAS

NAMAKU TORINE RAMBU BABA AMA
PINTU PENJARA BATINKU

Yang tidak bisa dilakukan seorang ayah

Yang tidak bisa dilakukan seorang ayah

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Ibunya.Lalu bagaimana dengan AYAH? Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata AYAH-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang AYAH bekerja dan dengan wajah lelah AYAH selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.. AYAH biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah AYAH mengganggapmu bisa, AYAH akan melepaskan roda bantu di sepedamu…Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu AYAH, jangandilepasdulurodabantunya”
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?Bahwa AYAH dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba. Tetapi AYAH akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”Tahukah kamu, AYAH melakukan itu karena AYAH tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, AYAH yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu AYAH benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja…. Kamu mulai menuntut pada AYAH untuk dapat izin keluar malam, dan AYAH bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak
boleh!”.Tahukah kamu, bahwa AYAH melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi AYAH, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..Setelah itu kamu marah pada AYAH, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu… Dan yang datang



mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu….Tahukah kamu, bahwa saat itu AYAH memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa AYAH sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, AYAH akan memasang wajah paling cool sedunia…. :AYAH sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..Sadarkah kamu, kalau hati AYAH merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan AYAH melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.Maka yang dilakukan AYAH adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…dan setelah perasaan khawatir itu berlarut- larut… ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati AYAH akan mengeras dan AYAH memarahimu.. .Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti AYAH akan segera datang? “Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan AYAH”
Setelah lulus SMA, AYAH akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur/Sarjana Teknik.Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan AYAH itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…Tapi toh AYAH tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan AYAH
Ketika kamu menjadi gadis dewasa…. dan kamu harus pergi kuliah dikota lain… AYAH harus melepasmu di bandara.Tahukah kamu bahwa badan AYAH terasa kaku untuk memelukmu?AYAH hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .Padahal AYAH ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.Yang AYAH lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.AYAH melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah AYAH.AYAH pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan AYAH tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…Kata-kata yang keluar dari mulut AYAH adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”Padahal dalam batin AYAH, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti AYAH belikan untukmu”.Tahukah kamu bahwa pada saat itu AYAH merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.AYAH adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.AYAH akan tersenyum dengan bangga dan

puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada AYAH untuk mengambilmu darinya.AYAH akan sangat berhati-hati memberikan izin…Karena AYAH tahu…..Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya…. Saat AYAH melihatmu duduk di Panggung Pelaminan
bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, AYAH
pun tersenyum bahagia….Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu AYAH pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?AYAH menangis karena AYAH sangat berbahagia, kemudian AYAH berdoa…. Dalam lirih doanya kepada Tuhan, AYAH berkata: “Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik…. Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik…. Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu AYAH hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…Dengan rambut yang telah dan semakin memutih…. Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
AYAH telah menyelesaikan tugasnya….
AYAH, Bapak, Papa atau Abah kita… Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat… Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..
banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah / Ama/ Ubu/ bapak / Romo / Abah / Papa / Papi / Daddy kita… tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya
Yes I love you so much, daddy
Bapa kunamupinguwu bapa…. Nyuwa naanamu ma buhagu.
Lai auya kupaharainya namorukugu,,
Ama na morukda ta atida. Kubuhagu bapa. Dakubulamagu.

KUTULIS PUISI PADA PASIRMU

KUTULIS PUISI PADA PASIRMU
Hanya doa
Sembunyi di batubatu
Di mawar sunyi
Di pagar rindu
Di langit sengit
Aku menyebut
Membawa benang-benang baru
Untuk hidupku
Hidupmu

Ia tertulis di telapak tangan
Lihatlah garis-garisnya
Ia tak bisa di ubah
Bahkan oleh kenangan

Kutulis puisi pada pasirmu

Ingatkah kau pada lampu tua itu
Bangku rayap coklat penuh brayap kayu
Dinding putih penuh kaligrafimu
Tirai hijau berderai-derai
Mendengar rinduku yang tak sampai padamu

karena kupilih mawar sedang aku berduri
Kusembah tiangtiang sedang aku bambo
Kubaca zikir sedang aku sihir
Kuhibah laut sedang aku lembah takut

Kutulis puisi pada pasirmu
Betapa sakit doaku yang tak sampai
Di antara doa karang
Ikan
Ombak
Nelayan
Para pemabuk di laut itu

Aku ingin mengurai cinta
Seperti puisi pejalan sunyi
Meski terhapus gelombang
Yang dikirimkan doa ikan ikan
Meski impian
tak cukupuntuk dituliskan

Anakanak surau
Membaca hurufmu
Diantara tiangtiang perahu
Ketika matahari mulai sembunyi
Dan aku
Masih tulis puisi pada pasirmu

puisi -puisi baru... Torine didedikasikan untuk sumba tengah

AKU , KAU, KITA UNTUK SUMBA TENGAH
Pagi ini…
Kukumpulkan mozaik-mozaik kata
Ingin kulantunkan untuk yang tercipta
Dalam permenungan panjangku mencari kesejatian itu
Kudapati bait-bait lugu yang terbata, tertatih!!!
Pagi ini…
Ingin pula kukirimkan rinduku yang tak pernah sampai pada pesona alamku
Ingin kukibarkan lambing kemenangan kita
tapi untuk kesekian kalinya kata yang menjadi nubariku,
kata yang bukan kehampaanku
tengadah dan tak sampai padamu
aku tak menemukan kesejatian itu
kemana….?
Dimana ?sumba tengah yang kukagumi
Mengapa ia masih tertidur
Sementara aku masih ingin mendendangkan
Mahar ini di negeri tapakan kaki kuda itu
lumpuhkah kita

marilah dengarkan dendang penyair ini
penyair tak bernama, yang tangannya tak sempat tengadah
yang mati karena tak menemukan kesejatian itu
“ puisi sama tingginya dengan nilai sebuah kejujuran”
Aku ingin bernazar
Ada yang atas nama Tuhan melecehkan Tuhan
Ada yang atas nama Negara melecehkan Negara
Ada yang atas nama keadilan meruntuhkan keadilan
Ada yang atas nama rakyat menindas rakyat
Ada yang atas nama kemanusiaan memangsa manusia
Ada yang atas nama persatuan merusak persatuan
Ada yang atas nama perdamaian mengusik kedamaian
Ada yang atas nama kemerdekaan memasung kemerdekaan
Maka atas nama apa saja dan siapa saja
Ataupun atas nama desiran savanna, ringkikan kuda, dengungan gong ingin kukatakan
Dengungkan suaramu untuk pembaharuan
Aku rasa!!!!
Kita seharusnya menulis dan menceritakan hal itu kepada mereka disisni… di sana
Bumi savanna kita
5tentang segala kebangkitan
Yah bangkit itu marah
marah bila martabat bangsa dilecehan
bangkit untuk mencuri perhatian dunia perhatian dunia dengan prestasi
tidak ada kata menyerah, tidak ada kata putus asa
tuliskan mozaik katamu
kata itu aku
kata itu kau
kata itu kita
“aku , kau , kita untuk SUMBA TENGAH
Torine Rambu Thelcano bush

Kamis, 25 Maret 2010

Nama : Torine Rambu Baba Ama
NIM : 0601010066
Mata Kuliah : pengkajian bahasa daerah NTT
1. Deskripsi sebuah masalah
Pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah secarah terus menerus dilakukan oleh pemerintah bkerja sama dengn pusat pengembangan bahasa. Mahasiswa jurusan bahas juga terus melakukan penelitian tentang bahsa itu sendiri. Pembinaan dan dan pengembangan bahasa daerah tidak saja bertujuan untuk menjaga kelestarian bahas daerah tapi juga bermanfaat untuk pembinaan , pengembangan dan pembakuan bahasa Indonesia. Pengembangan dan pembinaan bahasa nasional toidak terlepas dari pengembangan bahsa daerah, karena mempunyai hubungan timbale balik.
Bahasa Sumba dialek Anakalang adalah salah satu bahsa daerah di Indonesia yang berkembang di daerah Anakalang. Bahasa Sumba dialek Anakalangdituturkan oleh masyarakat sebagai alat komonikasi , media satra lisan dalam upacara adapt seperti upacara perkawinan, kematian, perta raya dan lain-lain.
Seperti bahasa bahasa daerah lainnya yang mengalami proses morfologis, Bahasa Sumba dialek Anakalang juga mengalami proses morfologis. Seperti afiksasi contoh dalam bahasa Indonesia, makan +an = makanan dalam Bahasa Sumba dialek Anakalang juga terdapat peristiwa bahasa seperti ini misalnya pa+ kedu = pakedu ;yapa+ya=yapaya ; pa+midar+ya= pamidarya dari kata dasar kedu, yapa dan midar. Kedu = curi, pakedu = curian, yapa = tangkap yapaya= menangkap, midar = rata= pamidarya= meratakan. Menurut Verhar 2000 bahwa proses morfologis terdapat dalam semua bahasa di dunia. Afiksasi adalah proses morfologis yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Proses morfologis dengan penggabungan kata mengacu terbentuknya kata kompleks yang dapat direalisasikan dalam tuturan. Yang menjadi bentuk terjadinya afiksasi yakni afiks yang merupakan bentuk terikat yang bila ditambahkan pada bentuk lain akan mengubah makna gramatikal (Kridalaksana 2002:2).
Syarat-syarat kata untuk dapat menjadi afiksasi, antara lain: Kata itu harus dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.



2. Gejalah yang muncul.
Gejala yang muncul bahasa dalam Bahasa Sumba dialek Anakalang juga terdapat proses perubahasan kata dasar yang mempunyai awalan, akhiran , dan gabungan afiks.
3. Asumsi
Asumsi saya bahwa dalam Bahasa Sumba dialek Anakalang juga terdapat [roses morfologis yaitu afiksasi

4. Kerangka Masalah

Berdasarkan asumsi dan gejalah di atas maka kerangkah masalah penelitian sebagai berikut:
a. Afiks-afiks apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Sumba dialek Anakalang
b. Bagaimanakah fungsi afiks bahasa Sumba dialek Anakalang?
c. Bagaimanakah makna gramatikal afiks bahasa Sumba dialek Anakalang?

5. Tawaran Judul
Afiksasi Bahasa Sumba Dialek Anakalang


Jumad, 27 maret 2010
Nama : Torine Rambu Baba Ama
NIM : 0601010066
Mata Kuliah : pengkajian bahasa daerah NTT
1. Deskripsi sebuah masalah
Pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah secarah terus menerus dilakukan oleh pemerintah bkerja sama dengn pusat pengembangan bahasa. Mahasiswa jurusan bahas juga terus melakukan penelitian tentang bahsa itu sendiri. Pembinaan dan dan pengembangan bahasa daerah tidak saja bertujuan untuk menjaga kelestarian bahas daerah tapi juga bermanfaat untuk pembinaan , pengembangan dan pembakuan bahasa Indonesia. Pengembangan dan pembinaan bahasa nasional toidak terlepas dari pengembangan bahsa daerah, karena mempunyai hubungan timbale balik.
Bahasa Sumba dialek Anakalang adalah salah satu bahsa daerah di Indonesia yang berkembang di daerah Anakalang. Bahasa Sumba dialek Anakalangdituturkan oleh masyarakat sebagai alat komonikasi , media satra lisan dalam upacara adapt seperti upacara perkawinan, kematian, perta raya dan lain-lain.
Seperti bahasa bahasa daerah lainnya yang mengalami proses morfologis, Bahasa Sumba dialek Anakalang juga mengalami proses morfologis. Seperti afiksasi contoh dalam bahasa Indonesia, makan +an = makanan dalam Bahasa Sumba dialek Anakalang juga terdapat peristiwa bahasa seperti ini misalnya pa+ kedu = pakedu ;yapa+ya=yapaya ; pa+midar+ya= pamidarya dari kata dasar kedu, yapa dan midar. Kedu = curi, pakedu = curian, yapa = tangkap yapaya= menangkap, midar = rata= pamidarya= meratakan. Menurut Verhar 2000 bahwa proses morfologis terdapat dalam semua bahasa di dunia. Afiksasi adalah proses morfologis yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Proses morfologis dengan penggabungan kata mengacu terbentuknya kata kompleks yang dapat direalisasikan dalam tuturan. Yang menjadi bentuk terjadinya afiksasi yakni afiks yang merupakan bentuk terikat yang bila ditambahkan pada bentuk lain akan mengubah makna gramatikal (Kridalaksana 2002:2).
Syarat-syarat kata untuk dapat menjadi afiksasi, antara lain: Kata itu harus dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.



2. Gejalah yang muncul.
Gejala yang muncul bahasa dalam Bahasa Sumba dialek Anakalang juga terdapat proses perubahasan kata dasar yang mempunyai awalan, akhiran , dan gabungan afiks.
3. Asumsi
Asumsi saya bahwa dalam Bahasa Sumba dialek Anakalang juga terdapat [roses morfologis yaitu afiksasi

4. Kerangka Masalah

Berdasarkan asumsi dan gejalah di atas maka kerangkah masalah penelitian sebagai berikut:
a. Afiks-afiks apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Sumba dialek Anakalang
b. Bagaimanakah fungsi afiks bahasa Sumba dialek Anakalang?
c. Bagaimanakah makna gramatikal afiks bahasa Sumba dialek Anakalang?

5. Tawaran Judul
Afiksasi Bahasa Sumba Dialek Anakalang


Jumad, 27 maret 2010

Senin, 22 Maret 2010

afiksasi bahasa sumba dialek anakalang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri atas beragam etnis dan setiap etnis mempunyai kebudayaan masing-masing termasuk bahasanya. Setiap bahasa mempunyai tiga sistem yaitu sistem fonologi yang berbicara tentang sistem bunyi , sistem morfologi yang berbicara tentang struktur kata dan sistem sintaksis yang berbicara tentang stuktur kalimat. Oleh karena bahasa memiliki sistem sendiri maka analisis stuktur bahasa pada hakikatnya merupakan sesuatu hal yang penting untuk menemukan kebenaran struktur kebahasaan menurut sistem bahasa itu sendiri.
Bahasa adalah rekaman budaya penutur yang patut dilestarikan. Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia merupakan lambang kebangsaan dan lambang identitas. Bahasa Indonesia harus mampu mencerminkan nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan itu. Demikian pun bahasa daerah, harus bisa menunjukkan nilai sosial budaya. Hal ini akan terjadi jika penutur bahasa daerah mampu menjaga eksistensi bahasa daerahnya.
Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak pulau dengan bahasa daerahnya masing masing seperti pulau Timor dengan bahasa Dawan, Tetun , dan lain-lain pualau Sumba dengan bahasa Sumba.
Menurut Putu Putra (2009) dalam WWW. Umbud Uin-Malang. Bahwa Di Pulau Sumba hanya terdapat satu bahasa, yakni bahasa Sumba dengan beberapa dialek berdasarkan segmentasi dialektal. Putu menerangkan keanekaragaman dialek dan subdialek berdasarkan penelusuran bentuk turunan dari bentuk asalnya. Perbedaan bentuk linguistik yang diperoleh dengan menggunakan 936 glos meliputi: 727 glos yang berian-beriannya berbeda secara leksikal; 173 glos yang berian-beriannya berbeda secara fonologis; 21 glos yang berian-beriannya berbeda secara morfologis, dan 15 glos yang berian-beriannya tidak berbeda. Di dalam 727 glos yang beriannya berbeda secara leksikal terdapat glos-glos yang menunjukkan perbedaan secara fonologis dan morfologis, tetapi tetap dimasukkan dalam berian-berian yang berbeda secara leksikal karena satu atau lebih beriannya itu berbeda secara leksikal dan hasil pendeskripsian variasi Bahasa Sumba menunjukkan bahwa terdapat bunyi vokal dan bunyi konsonan yang bervariasi teratur dan bervariasi sporadis beserta daerah sebarannya di 20 titik pengamatan. Penerapan metode pengelompokan bahasa, yaitu penggunaan berkas isoglos, penghitungan dialektometri (leksikal dan fonologis), penghitungan gabungan dialektometri leksikal dan fonologis, serta penghitungan permutasi. Temuan tersebut menghasilkan temuan pengelompokan dialek dan subdialek BS di Pulau Sumba. Hasil temuan itu menunjukkan bahwa di Pulau Sumba terdapat satu bahasa dengan lima dialeknya, yakni (1) dialek Mauralewa-Kambera, (2) dialek Wano Tana /Anakalang (Wanokaka dan Katiku Tana / Anakalang ), (3) dialek Waijewa-Louli, (4) dialek Kodi, dan (5) dialek Lamboya. Nama-nama dialek itu berkaitan dengan nama kelompok masyarakat yang membentuk kerajaan-kerajaan di masa lalu, baik pada masyarakat Sumba Timur maupun Sumba Barat.
Bahasa Sumba dialek Anakalang potensial dengan masalah afiksasi, atau yang sering kita katakan proses pengimbuhan. Proses pengimbuhan atau afiksasi menyangkut dengan bentuk, fungsi dan makna. Oleh karena bahasa Anakalang potensial dengan afiks maka penulis tertarik untuk meneliti afiksasi bahasa Sumba dialek Anakalang, yang mana penutur bahasa Sumba dialek Anakalang hanya mengetahui bahasa Sumba dialek Anakalang dan menggunakannya tetapi jarang mengetahui bahwa bahasa Sumba dialek Anakalang potensial dengan proses pengimbuhan. Penutur bahasa Sumba dialek Anakalang hanya tahu berbicara bahasa Sumba dialek Anakalang tanpa mengetahui bentuk dasar kata yang dibicarakan atau perluasan dari bentuk dasar itu apa. Penulis tertarik dengan masalah ini, dan penulis memilih judul Afiksasi Bahasa Sumba Dialek Anakalang, karena masalah afiksasi sangat potensial dalam bahasa Sumba dialek Anakalang.
Dalam bahasa Indonesia memiliki berbagai macam jenis afiks, demikian juga dalam bahasa Anakalang dialek Anakalang juga memiliki berbagai macam jenis afiks antara lain:
1. Prefiks yaitu afiks yang diletakkan di depan bentuk dasar, Prefiks bahasa Anakalang yaitu : Ka,- Da?,- Ma,- Na,-pa,-
Contoh :
pamati: ’membunuh’,dari kata dasar mati yang berarti ’mati’ atau ’meninggal’.
BSDA : Namabokul pamatineya na ana rara
Transliberasi :Orang tua(laki-laki) bunuh ana bayi
Terjemahan :Orang tua membunuh seorang bayi
2. Sufiks yaitu afiks yang diletakkan di belakang bentuk dasar, Sufiks bahasa Anakalang yaitu : -ng,-de?,-ha,-da’,-ya,-me.
Contoh ;
Panaung : ’nasihat’,dari kata dasar panau yang berarti ’memberikan nasihat’.

BSDA : Ranguya nalokamu bana panau, abi lebadiya napanaungna lokamu ta keri loku
Transliberasi: Dengarkan pamanmu ketika memberikan nasihat, jangan membuang nasihat pamanmu di kali yang keruh
Terjemahan : Dengarkan nasihat pamanmu, jangan biarkan nasihat pamanmu menjadi sia-sia.
3. Konfiks yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur yaitu satu di depan bentuk dasar dan satunya lagi di belakang bentuk dasar, Konfiks bahasa Anakalang yaitu : Pa,-ng Pa,-ha Ma,-ha Ma,-ya Pa,-de?’
Contoh :
Painungha : ’minuman’, dari kata dasar inung yang berarti ’minum’.
BSDA : Jeka beyaha bami tauha da painung daku lali pemajaka atu, dapa pedangamiki lakeda
Transliberasi :Entah dimana kalian menaru minuman –minuman ,saya tidak terlalu tahu itu, saya tidak mengerti anak-anak.
Terjemahan : dimana kallian menyimpan minuman itu, saya tidak tahu dan saya tidak mengerti perilaku kalian anak-anak.
Jabaran data bahasa Sumba dialek Anakalang yang merupakan jenis afiks bahasa Sumba dialek Anakalang di atas memperlihatkan adanya bentuk , fungsi dan makna afiks bahasa Anakalang, sehingga memperkuat keinginan peneliti untuk mengangkat masalah afiksasi bahasa Sumba dialek Anakalang.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah penelitian sebagai berikut:
a. Afiks-afiks apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Sumba dialek Anakalang
b. Bagaimanakah fungsi afiks bahasa Sumba dialek Anakalang?
c. Bagaimanakah makna gramatikal afiks bahasa Sumba dialek Anakalang?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan jenis-jenis afiks bahasa Sumba dialek Anakalang.
b. Mendeskripsikan fungsi afiks bahasa Sumba dialek Anakalang.
c. Mendeskripsikan makna gramatikal afiks bahasa Sumba dialek Anakalang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penilitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu linguistik khususnya linguistik mikro dan telaah morfologi.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Memperluas wawasan penulis tentang afiksasi, dan kajian morfologi.
b. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat terlebih masyarakat penutur bahasa Sumba dialek Anakalang
c. Melestarikan bahasa Sumba dialek Anakalang sebagai aset kebudayaan.
d. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut proses morfologis bahasa Sumba dialek Anakalang dan yang menaruh minat terhadap ilmu kebahasaan khususnya kajian morfologi dalam hal ini tentang afiksasi.
e. Dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan di daerah Sumba Tengah lebih tepatnya Anakalang ketika mempelajari imbuhan atau afiks bahasa Indonesia guru dapat memberitahukan kepada siswa bahwa terdapat juga afiks atau imbuhan bahasa Sumba dialek Anakalang sehingga proses pembelajaran bahasa Indonesia lebih menyenangkan karena siswa diajak mengenal apa yang dimilikinya yakni kekayaan bahasa daerahnya.
f. Diharapkan dalam pembelajaran siswa dapat menemukan bentuk, fungsi dan makna bahasa Indonesia dan menemukan bentuk , fungsi, dan makna bahasa Sumba dialek Anakalang untuk menguji daya analisis siswa dalam membandingkan bahasa Indonesia dan bahasa Daerah(bahasa Anakalang).
TORINE RAMBU BABA AMA.
NIM : 0601010066
PENGKAJIAN BAHASA DAERAH NTT.













BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DASAR DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tentang bahasa Sumba dialek Anakalang masih sedikit dibicarakan. Di antaranya penelitian tentang Verba bahasa anakalang dibicarakan oleh Trovina Rambu P. Walangara, pada tahun 1999, di Anakalang dengan judul Verba Bahasa Anakalang, di mana masalah yang diangkat adalah kategori kelas kata dalam bahasa Anakalang yakni verba bahasa Anakalang atau dengan sebutan lain kata kerja bahasa Anakalang. Penelitian tersebut masih sangat sederhana karena hanya meneliti tentang verba bahasa Anakalang.
Bahasa Anakalang juga pernah diteliti oleh Rambu Badja Oru, di Anakalang dengan judul Analisis Kontruksi Frasa Nominal Bahasa Anakalang dalam cerita Rayat Anakalang Sebagai bahan Pertimbangan muatan Lokal di sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Penelitian ini berbicara tentang analisis kontrastif frasa nomina bahasa anakalang yang ada dalam karya sastra dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada tahun 1998
Penelitian bahasa Anakalang juga telah dikaji oleh Agung Putu Putra di Universitas UDAYANA Bali dengan judul Segmentasi Dialektal Bahasa Sumba di Pulau Sumba: Suatu Kajian Dialektologi merumuskan bahasa Anakalang serumpun dengan bahasa Waijewa, bahasa Loli, bahasa Kambera, bahasa wanokaka. Hasil temuan itu menunjukkan bahwa di Pulau Sumba terdapat satu bahasa dengan lima dialeknya, yakni (1) dialek Mauralewa-Kambera, (2) dialek Wano Tana/ Anakalang (Wanokaka dan Katiku Tana/ Anakalang ), (3) dialek Waijewa-Louli, (4) dialek Kodi dan (5) dialek Lamboya. Nama-nama dialek itu berkaitan dengan nama kelompok masyarakat yang membentuk kerajaan-kerajaan di masa lalu, baik pada masyarakat Sumba Timur maupun Sumba Barat.

2.2 Konsep Dasar
2.2.1 Afiksasi
Afiksasi adalah proses morfologis yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Menurut Verhar (2004: 107) ada empat macam afiksasi yaitu: a). Prefiks yang diimbuhkan di sebelah kiri dasar dalam proses yang disebut ‘prefiksasi’. b). Sufiks yang diimbuhkan di sebelah kanan dasar dalam proses yang disebut ‘ sufiksasi’. c). Infiks yang dimbuhkan dengan penyisipan di dalam dasar itu, dalam proses yang namanya ‘infiksasi. d). Konfiks, atau simulfiks, atau ambifiks, atau sirkumfiks yang diimbuhkan untuk sebagian di sebelah kiri dasar dan untuk sebagian di kanannya. Dalam proses yang dinamakan ‘konfiksasi’ atau ‘simulfiksasi’ atau ‘ambifiksasi’ atau sirkumfiksasi.
Proses morfologis dengan penggabungan kata mengacu terbentuknya kata kompleks yang dapat direalisasikan dalam tuturan. Yang menjadi bentuk terjadinya afiksasi yakni afiks yang merupakan bentuk terikat yang bila ditambahkan pada bentuk lain akan mengubah makna gramatikal (Kridalaksana 2002:2).
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri disebut afiksasi (affixation). Imbuhan (afiks) adalah bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata. Syarat-syarat kata untuk dapat menjadi afiksasi, antara lain: Kata itu harus dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Contoh: kata minuman, kata ini terdiri dari dua unsur langsung, yaitu kata minum yang disebut bentuk bebas dan –an yang disebut bentuk terikat. Makna ini disebut makna afiks. Contoh kata yang lain seperti: kata timbangan, pikiran, satuan.
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat yang diimbuhkan pada bentuk dasar dalam proses pembentukan kata.
Afiks dapat dibedakan menjadi: prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks dan transfiks. Unsur yang terdapat pada afiksasi adalah bentuk , fungsi dan makna gramatikal yang dihasilkan.
Afiks tidak memiliki arti leksis, artinya tidak mempunyai hubungan makna karena morfem itu berupa imbuhan. Sedangkan imbuhan itu dapat mempengaruhi arti kata itu sendiri. Contoh: bentuk –nya yang sudah tidak mempunyai pertalian arti dengan ia. Misalnya: rupanya, agaknya, termasuk golongan afiks, karena hubungannya dengan arti leksisnya sudah terputus. Imbuhan itu dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasar. Contoh: Kata belakang→ keterbelakangan → terbelakang. Pada kata ini terjadi perubahan bentuk ke-an.
Afiksasi merupakan salah satu proses morfologis yang paling sering ditemukan. Hal ini didukung dengan ditemukannya bentuk afiks dalam beberapa buku tata bahasa. Oleh karena itu, penulis akan membahas masalah ini berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Kridalaksana (2007), Keraf (1991) Ramlan (1985), Chaer (1998), dan Alwi, dkk. (2000). Menurut Kridalaksa, (2007:28) Afiksasi merupakan proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Keraf (1999 ) dalam WWW. Umbud Uin-Malang, berpendapat bahwa afiks adalah semacam morfem nondasar yang secara struktural dilekatkan pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk kata-kata baru. Ramlan (1985:47) berpendapat bahwa proses pembubuhan afiks ialah pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Chaer (1998) dalam WWW. Umbud Uin-Malang, afiks semacam bentuk yang dapat mengubah makna, jenis, dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasarnya. Alwi(2000: 31) berpendapat bahwa afiks ialah bentuk (atau morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata.
Menurut Putrayasa (2008:5) afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhan afiks(imbuhan ) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks, misalnya pembubuhan afiks meN– pada bentuk dasar jual menjadi menjual, pertanggungjawabkan menjadi mempertanggungjawabkan. Berdasarkan bentuk di atas dapat dilihat bahwa pembubuhan afiks dapat terjadi pada bentuk tunggal maupun bentuk kompleks.
2.2.2 Afiks Infleksional
Menurut Verhar (2004:107 ) afiks infleksional yaitu afiks yang membentukan alternan-alternan dari bentuk yang merupakan kata, atau unsur leksikal yang sama. Samsuri (1980) dalam Putrayasa (2008: 113) berpendapat bahwa infleksional adalah kontruksi yang menduduki distribusi yang sama dengan dasarnya. Dapat juga dikatakan bahwa infleksional adalah proses morfologis karena afiksasi yang menyebabkan terbentuknya berbagai bentukan dengan ketentuan bahwa bentukan tersebut tetap dalam kelas kata yang sama. Pada umumnya , perubahan bentuk atau proses morfologis (infleksi) hanya menyatakan hubungan sintaksis dan tidak membawa pemindahan dari satu kelas kata ke kelas kata yang lain.
2.2.3 Afiks derivasional
Menurut Verhar (2004: 108) afiks derivasional adalah afiks yang menurunkan kata atau unsur leksikal yang lain dari kata atau unsur leksikal yang lain. Samsuri (1980) dalam Putrayasa (2008:103) berpendapat bahwa derivasional merupakan kontruksi yang berbeda distribusinya dari bentuk dasarnya. Pakar lainnya mengatakan bahwa derivasional adalah proses morfologis karena afiksasi yang menyebabkan terbentuknya beberapa bentukan dengan ketentuan bahwa bentukan tersebut berubah kelas katanya dari kata dasarnya (Suparman,1979; Clark, 1981) dalam Putrayasa (2008 : 103 ).








2.3 Landasan Teori
Teori yang digunakan dalam penelusuran masalah afiksasi ini adalah teori stuktural yang pertama kali dicanangkan oleh Ferdinand de Saussure.
Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat dari konsep-konsep atau pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang dikemukakan oleh bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand De Saussure dalam buku Course de Linguistique Generale Course de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan Albert Sechehay tahun 1915 (dua tahun setelah de Saussure meninggal) Pandangan Ferdinand De Saussure bahwa bahasa adalah stuktur yakni stuktur fonologi,struktur morfologi, struktur sintaksis dan struktur semantik .
Dari keempat stuktur bahasa yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure yakni struktur fonologi, morfologi , sintaksis dan semantik. Peneliti melihat aspek morfologi yaitu afiksasi sebagai suatu struktur yang perlu dikembangkan pada bahasa Sumba dialek Anakalang.







BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses morfologis yang terjadi pada afiks bahasa Sumba dialek Anakalang dari segi bentuk, fungsi dan makna. Proses morfologis yang diteliti adalah afiksasi atau dengan sebutan lain mendeskripsikan proses pembentukan imbuhan, dalam hal ini yang menjadi kajian utama adalah bentuk, fungsi dan makna bahasa Sumba dialek Anakalang. Metode deskripitif bertujuan membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat atau hubungan fenomena-fenomena yang diteliti (Djajasudarma, 1993: 8). Data yang dikumpulkan baik secara tertulis maupun secara lisan, dikumpulkan kemudian diteliti dengan tujuan untuk mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan. Penelitian ini dilakukan melalui teknik catat dengan menggunakan langkah-langkah, yaitu: (1) studi pustaka, pada langkah ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber pustaka; (2) pengumpulan data, pada langkah ini penulis mengumpulkan atas data tertulis mengenai afiks (3) pengklasifikasian data, pada langkah ini data yang telah disusun kemudian diklasifikasi sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mencari bentuk, fungsi dan makna ; (4) penganalisisan data, pada langkah ini data yang telah diklasifikasi dan disusun secara sistematis kemudian dianalisis; (5) menyimpulkan hasil penelitian, pada langkah ini data yang telah diperoleh pada proses penganalisisan data kemudian disimpulkan.
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian.
3.2.1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan , yaitu terhitung dari Desember 2009 sampai Januari 2010
3.2.2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di desa Anakalang desa Makata keri dan desa Kabela Wuntu kecamatan Katiku Tana kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur.

3.3. Jenis Data dan Sumber Data
3.3.1 Jenis data
Data dalam penelitian ini berupa data lisan dan data tertulis . Data lisan berupa data bahasa yang digunakan masyarakat penutur, berupa cerita rakyat, bahasa adat, dan lagu-lagu daerah. Data tertulis berupa cerita rakyat yang dimuseumkan pada dinas kebudayaan, lagu-lagu Kidung Jemaat yang diterjemakan dalam bahasa Sumba dialek Anakalang.
3.3.2 Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini berupa informan yaitu orang Sumba tepatnya masyarakat penutur bahasa Sumba dialek Anakalang, atau masyarakat di desa Anakalang.Penentuan informan ini harus menenuhi syarat
1. Berjumlah 5 (lima) orang yang tersebar pada tiga desa.
2. Berusia 25-75 tahun
3. Penutur asli bahasa Sumba dialek Anakalang yang jarang atau tidak pernah meninggalkan desa atau lingkungan penutur bahasa Sumba dialek anakalang Anakalang.
4. Berpendidikan minimal tamat pendidikan dasar .
5. Sedang berada di Anakalang dan lingkungan penutur bahasa Sumba dialek Anakalang.
6. Memiliki pengetahuan dan pamahaman tentang bahasa Anakalang.
7. Tidak memiliki kelainan ucapan.
8. Mampu membaca dan menulis serta dapat berbahasa Indonesia
9. Bersedia bekerja sama.
3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, tape recorder, kodak atau kamera, daftar tanya dan kartu data . tape recorder digunakan untuk merekam data lisan . kamera dapat digunakan unyuk memotret hal-hal yang berhubungan dengan bahasa. Daftar tanya berupa pertanyaan yang berhubungan dengan kata kata bahasa indonesia yang kn diartikan ke dalam BSDA. Kartu data digunakan untuk mencatat data.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yakni:
1. Observasi atau pengamatan langsung yang diarahkan pada pemakaian bahasa secara lisan. Dalam observasi ini juga dilakukan teknik merekam dcerita rakyat, bahasa adat dan ujaran dalam kehidupan sehari hari.
2. Wawancara yang dilakukan dengan informan di lapangan sekaligus dilakukan untuk mengecek data.
3. Intuisi, yakni peneliti membangkitkan sendiri data kebahasaan pada bahasa Sumba dialek Anakalang dengan mengandalkan intuisi kebahasaan mengingat peneliti sendiri adalah juga penutur asli bahasa yang diteliti.
3.6. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul , selanjutnya dilakukan analisis untuk mendeskripsikan Afiksasi Bahasa Sumba dialek Anakalang.sekcara umum metode yang digunakan adalah metode distribusional , yaitu metode ananlisis yang alat penetunya merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto dalam Kusuma , 2007:54) dengan langkah-langkah:
1. Mendeskripsikan data berupa data lisan dan data tertulis.
2. Mengklasifikasikan kalimat-kalimat yang merupakan data afiksasi dan mengelompokan mengelompokkan berdasarkan bentuk , fungsi dan maknanya .

3.7. Teknik penyajian Hasil Analisis Data.
Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara formal yaitu dengan menggunakan kaidah , dapat berupa rumus, diagram, tabel, dan gambar.
Demi kemudahan pemahaman , penyajian biasanya didahului atau diikuti oleh penyajian bersifat informal yaitu penyajian hasil analisis dengan menggunakan kata -kata biasa yakni kata- kata yang setelah dibaca dapat dipahami (Sudaryanto dalam Kusuma , 2007:71