Selasa, 09 Maret 2010

KARYA ILMIAH FRASA VERBAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM KALIMAT TUNGGAL BAHASA INDONESIA (Torine Rambu Baba Ama,PBSID FKIP UNDANA)

I PENDAHULUAN

Pengkajian tentang frasa verbal, berada dalam tataran atau studi tentang sintaksis. Secara etimologi sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata, kelompok kata menjadi kalimat. Sintaksis berasal dari bahasa yunani yaitu sun yang berarti dengan, dan tattein yang berarti menempatkan. Menurut ilmu sisntaksis, dapat didefenisikan bahwa sintaksis adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa dan frasa.
Ramlan (2001:18 ) mengatakan bahwa istilah sisntaksis berasal dari bahasa Belanda (Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausadan frasa.
Dari rujukan itu, dapat kita ambil gambaran bahwa yang tercakup dalam sintaksis adalah kata, kalimat, klausa, wacana, dan frasa . Dalam tataran ini ada tiga komponen yang bereperan yaitu fungsi, kategori dan peran.
Fungsi atau struktur terdiri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan. Peran yakni pelaku, aksi, pasien dan lain –lain. Dan kategori terdiri dari frsa nominal, farsa verbal, frasa adjektifa, frasa adverbial, ,dan frasa perposisional, atau berdasarkan kategori kelas kata.
Srifin dan Tasai (2002:58) , mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa
terkecil,dalam wujud lisan dan tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh sekurangnya memiliki S, P.
Ramlan (1981:6) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik dan turun. Kridalaksa dkk (1984:224) kalimat adalah suatu bahasa yang secara relatif berdiri sendiri , mempunyai pola intonasi final, baik secara aktual, maupun potensial terdiri dari klausa. Kalimat tunggal merupakan satuan gramatikal yang didalamnya hanya terdapat satu kalusa.
Dalam kalimat tungal bahasa Indonesia Frasa dari kategori verba dapat mengisi fungsi predikat . Kategori kelas kata yabng dapat mengisi fungsi perdikat bisa berupa frasa verbal, frasa nominal, frasa adjektiva, frasa adverbial, dan frasa preposisional. Tetapi yang lebih banyak mengisi fungsi predikat adlah kategori frasa verbal atau kategori kelas kata verba.
Yang mana frasa adalah satuan kontruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan. Menurut Ramlan (2001: 139) satuan gramatikal yang terdiri dari satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan. Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai subjek, predikat objek, pelengkap dan keterangan , maka masih bisa disebut frasa.
Kridalaksa (1994:53) frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikat. Frasa verbal merupakan frasa yang memiliki kesamaan distribusi dengan kata verbal atau kata kerja . Frasa verbal yang mengisi fungsi predikat dalam kalimat tunggal bahasa Indonesia disebut kalimat verbal, yang mana kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari kausa atau kalimat yang berupa kata atau frasa berkategori verba. Sedangkan kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata atau frasa verbal, bisa berupa kata atau frasa verbal, bisa berupa kata atau frasa nominal , frasa adjektifa, frasa adverbial, atau juga frasa numeralia.
Kaliamat tunggal yang predikatnya diisi oleh frasa verbal dan disebut kalimat verbal contohnya saya membeli buku. Saya subjek berkategori nomina, membeli predikat, berkategori verba dan buku objek berkategori nomina. Kalimat tunggal yang predikatnya diisi oleh frasa nominal dan disebut kalimat nominal, contohnya ibu guru bahasa Indonesia ibu subjek, berkategori nomina, guru predikat berkategori nomina dan bahasa Indonesia objek berkategori nominal. Kalimat tunggal yang predikatnya diisi oleh frasa adjektifa dan disebut kalimat adjektifal, contohnya pacarnya cantik, pacarnya subjek, berkategori nomina dan predikat cantik berkategori adjektifa.suatu kalimat di ketahui berkategori apa tergantung predikatnya berkategori apa.
Bagian predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek itu. Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu. Sebab itu, predikat biasanya terjadi dari kata kerja atau kata keadaan. Kita selalu dapat bertanya dengan memakai kata tanya mengapa, artinya dalam keadaan apa, bagaimana, atau mengerjakan apa? (Alisyahbana, 1978).
Bloomfield (1933) menyebut predikat dengan istilah verba finit yang berarti melaksanakan perbuatan. Lyons (1995) mengungkapkan bahwa predikat adalah keterangan yang dibuat mengenai orang atau barring itu. Sementara itu, Hockett, Alieva (1991) menyebut predikat dengan istilah sebutan dengan makna yang sama seperti yang diungkapkan oleh Lyons.
Ahli lain mengatakan bahwa predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri, dan jika ada, konstituen objek, pelengkap, dan atau keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frase verbal atau frase ajektival (Alwi, 1998). Sejalan dengan pendapat tersebut, Ramlan (1996) mengatakan bahwa predikat merupakan unsur klausa yang selalu ada dan merupakan pusat klausa karena memiliki hubungan dengan unsur-unsur lainnya, yaitu: dengan S, O, dan Ket.
Sakri (1995) mengungkapkan bahwa predikat itu sebagai puak kerja yang menduduki jabatan curaian dan menyatakan tindak atau perbuatan. Di pihak lain, Suparman (1988) memberikan penjelasan tentang predikat dengan menyebutkan ciri-ciri atau penanda formal predikat tersebut, yaitu: (a) penunjuk aspek: sudah, sedang, akan, yang selalu di depan predikat; (b) kata kerja bantu: boleh, harus, dapat; (c) kata penunjuk modal: mungkin, seharusnya, jangan-jangan; (d) beberapa keterangan lain: tidak, bukan, justru, memang, yang biasanya terletak di antara S dan P; dan (e) kata kerja kopula: ialah, adalah, merupakan, menjadi. Kopula mengandung pengertian merangkaikan. Kata-kata ini biasanya digunakan untuk merangkaikan predikat nominal dengan S-nya, khususnya FB – FB (Frase Benda – Frase Benda).



Frasa verbal yang mengisi fungsi predikat adalah frasa hasil modifikasi yang hulunanya berupa verbal atau kata kerja, contoh ,Nanti sore saya akan berangkat ke Waingapu. Atau Pak Hensrik sedang mengajar di kelas. Frasa verbal juga terdapat dalam kalimat negative yang mana kalimat negative adalah kalimat yang pada frasa verba utamanya terdapat unsure negative contoh Dia tidak memakai sandal.selain mengisis fungsi predikat , frasa verbal juga dapat mengisi fungsi subjek tetapi yang erdapat atau tidak mempunyai cirri umum. Contohnya Berenang adalah pekerjaan yang menyenangkan.
Cirri –ciri frasa verbal yakni yakni merupakan gabungan kata , konstituen pengisi fungsi sintaksis, tidak dapat dipindahkan sendirian , dan hasil modifikasi yang hulunaya verba.
Berkenaan dengan banyaknya jenis atau tipe verbal , yang mengisis fungsi predikat dapat digolongkan menjadi : 1) kalimat transitif yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba transitif , yaitu verba yang biasanya diikuti sebua objek. 2) kalimat bitransitif yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba transitif dan diikuti dua objek. 3) kalimat intransitiv adalah kalimat yang predikatnya berupa verba intransitive yakni verba yang tidak membutuhkan objek.4)kalimat aktif yakni kalimat yang predikatnya kata kerja aktif biasa ditandai dengan prefix me atau memper yang dipertentangkan dengan kalimat pasif. Yang ditandai dengan prefix di atau diper. Ada juga kalimat aktif anti pasif dan kalimat pasif anti aktifsehubungan dengan adanya sejumlah verba aktif yang tidak dapat dipasifkan dan verba pasif yang tidak dapat diaktifkan.5) kalimat pasif adalh kalimat yang predikatnya adalah kalimat pasif.6) kalimat dinamis adalah kalimat yang predikatnya berupa verba yang secara semantik menyatakan tindakan atau gerakan . 7) kalimat statis adalah kalimat yang predikatnya berupa verba yang secara semantis tidak menyatakan tidakan atu kegitan.

II MASALAH.
Masalah yang hendak di angkat dalam penulisan ini dapat dirumuskan dalam dua rumusan masalah yakni
Bagaimana ciri-ciri frasa verbal dalam kalimat tunggal bahasa Indonesia?
Jenis frasa verbal apa saja yang dapat mengisi fungsi predikat dalam kalimat tunggal bahasa Indonesia.

Makalah ini mempunyai tujuan
Menjabarkan ciri-ciri frasa verbal
Mengelompokkan dan mendeskripsikan jenis-jenis frasa verbal pengisi fungsi predikat dalam kalimat tunggal bahasa Indonesia.

III HASIL DAN BAHASAN

3.1 CIRI-CIRI FRASA VERBAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM KALIMAT TUNGGAL BAHASA INDONESIA
Ada beberapa ciri frasa verbal yaitu pertama merupakan gabungan kata yang hulunya berupa kata kerja , artinya kata yang mmbentuk konstituen tersebut merupakan kata berkategori verba . frsa itu passti lebih dari sebuah kata dan pembentuk frasa berupa morfem bebas.ciri yang kedua sebagai konstituen pengisis fungsi sintaksis , oleh karena itu dapat dikatakan kelompok kata yang berada dalam kotak fungsi dan bagan. Misalnaya Keriting PMC sedang membaca buku frasa sedang membaca adalah konstituen pengisi fungsi sintaksis yakni mengisi fungsi fungsi predikat. Berbeda dengan kata yang tidak dapat di selipi apa-apa, maka hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain di dalam frasa cukup longgar, sehingga da kemungkinan di selipi unsure lain. . misalnya frasa sedang membaca adalah konstituen pengisi fungsi sintaksis yakni mengisi fungsi predikat.. berbeda dengan kata yang tidak bisa diselipi apa-apa, maka hubungan antara kata yang satu denang kata yang lain di dalam sebuah frasa cukup longgar sehingga ada kemungkin diselipi unsure lain .misalnya frasa sedang membaca dapat diselipi kata senang sehingga menjadi sedang senang membaca . penyelipan ini tidak dapat dilakukan terhadap kata ,umpanya dalam kata membaca tidak dapat kita selipkan kata baru sehingga menjadi membarubaca. Cirri yang ketiga yaitu salah satu unsure frasa itu tidak dapat dipindahkan ‘sendirian’ karena frasa itu mengisi salah satu fungsi sintaksis . jika ingin dipindahkan , maka harus dipindahkan secara keseluruhan sebagai suatu kesatuan, jadi kata sedang dalam frasa sedang membaca yang yang ada dalam kalimat Karitng PMC sedang membaca buku tidak dapat dipindahkan menjadi sedang kariting PMC membaca buku. Komponen frasa tidak dapt diselah unsure lain. Cirri yang keempat yaitu merupakan hasil modifikasi yang hulunya verba, contoh:
Nanti sore saya akan berangkat ke Waingapu
Ibu sedang berjalan di Anakalang
Sekarang kamu boleh pulang.
Anak –anak asyik bermain di halaman
Cirri yang kelima dapat di perluas FV= frasa verbal diisi kata verba.(Sigodani. Blogspot. Com/ 2008/11/pengetahuan sintaksis) artinya frasa dapat diperluas dengan diberi tambahan komponen baru sesuai dengan konsep atau pengertian yang akan ditampilkan. Dalam bahasa Indonesia perluasan frasa tampak sangat prodiktif . antara lain karena 1) untuk menyatakan konsep-konsep khusus atau sangat khusus , bisanya diterangkan secara leksikal, factor kedua , bahwa pengungkapan konsep kala , modalitas, aspek, jenis, jumlah, ingkar, dan pembatas , tidak dinyatakan dengan afiks seperti dalam bahasa fleksi.
Frasa verbal juga terdapat dalam kalimat negatif (negative sentence) yang mana kalimat negative adalah kalimat yang pada frasa verbal utamanya terdapat unsure negatif/ peingkaran.

3.2 JENIS-JENIS FRASA VERBAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM KALIMAT TUNGGAL BAHASA INDONESIA.
Secara sintaksis satuan gramatikal dapat diketahui berkategori verba dan perilaku dalam satuan yang lebih besar, dalam sebuah kata dapat dapat dikatakan berkategori verba hanya dari peri lakunya dalam frasa , yakni dalam hal kemungkinannaya satuan itu didampingi partikel atau tidak dalam kontruksi kalimat.
Dari bentuknya dapat dibedakan menjadi.
Frasa Verbal Dasar Bebas
Yaitu kategori verba yang berupa morfem dasar bebas
Contoh: duduk, makan , mandi , minum, pergi, pulang, dan tidur. Dan distribusinya dalam kalimat yaitu: Benington boleh pergi ke Ende.
Okmarge sedang makan daging
Mozes dapat pulang

Frasa Verbal Turunan
Yaitu verba yang telah mengalami afiksasi, reduplisasi, gabungan proses, atau berupa gabunagan leksem. Sebagai bentuk turunan dapt kita jumpai pada contoh;
ajari , bernyanyi, bertaburan, bersentuhan, ditulis, bangun-bangun, ingat-ingat, marah-marah, pulang-pulang, bernyai-nyanyi, tersenyum-senyum.
Distribusi dalam kalimat seperti: Melati sedang bernyanyi di panggung. Buku sedang ditulis Ani. Bunga banyak bertaburan di Kububuran Tyo,

Dilihat dari subkategorisasi dapat di bedakan mejadi
Verba Transitif
Menurut Harimurti Kridalaksana dalam kamus linguistic, Verba trasitif adalah verba yang memiliki objek, misalnya memmbaca, membeli, memukul, dan sebagainya. Verba transitif mengacu pada kalimat transitif yaitu kalimat yang predikatnnya berupa verba transitif yaitu verba yang biasa diikuti oleh objek, kalimat transitif adalah kalimat verbal yang berajunagan wajib. Kalimat transitif ini merupakan kalimat yang sangat produktif . berdasarkan fungsi dan kategori atau kelas unsure-unsur pembentuknya. Kalimat dasar transitif ini dapat dijelaskan



Saya sedang menulis surat
Jesi banyak menguplkan uang
Man tidak Membeli buku
Mereka banyak makan buah delima

3.2.2.2 Verba intransitive
Menurut kridalaksana dalam kamus linguistic verba intransitive adalah mempergunakan objek, misalnya lari dating turun. Verba ini mengac pada kalimat intransitive yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba intransitive yakni verba yang tidak membutuhkan objek klausa yang memakai verba ini hanya memakai satu nomina . dianatara verba intransitif terdapat sekelompok verba yang berpadu denagn nomina. misalnya alih bahasa, campur tangan , bersepeda, bersepatu, disamping itu, juga terdapat sekelompok verba yang tidak bisa bergabung dengan prefiks me,- ber-, tanpa mengubah makna dasarnya . dalam tata bahasa tradisional verba semacam itu di sebut kata ker ja aus.
Contoh kalimat intransitif : Mama bersepatu tua
Ika bernyanyi merdu
Umbu berenang

Verba Bitransitif
Verba bitransitif adalah verba yang memiliki du objek dan mengacu pada kalimat bitransitif . kalimat bitransitif yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba transitif dan diikuti dua objek
Conhnya
Ibu menghadiahi ayah sapu tangan.
Doni membelikan Ratna cincin.
Dei memberikan wati bunga.
Verba Aktif
Verba aktif yaitu verba yang subjeknya berperan sebagi pelaku . verba ini biasanya berawalan me, br, atau tanpa prefik. Dan mngacu pada kaimat aktif yakni kalimat yang predikatnya kayta kerja aktif biasa ditandai dengan prefix me atau memper yang dipertentangkan dengan kalimat pasif. Yang ditandai dengan prefix di atau diper. Ada juga kalimat aktif anti pasif dan kalimat pasif anti aktifsehubungan dengan adanya sejumlah verba aktif yang tidak dapat dipasifkan dan verba pasif yang tidak dapat diaktifkan
Contoh. Ia mengapur dinding
Saya makan nasi Padang
Rakyat mencintai pemimpinya ynang jujur.
I apabila ditandai oleh sufiks I, maka verba bermakna lokatif atau repetitif.
Contoh.
Pak Tani menanami sawah
Adik meenyirami bunga
Orang yang kejam itu memukuli anjingnya
Paman menguliti kambing.
Verba Pasif
Yaitu verba yang subjeknya berperan sebagai penderita , sasaran, atau hasil. Verba demikian biasanya diawali dengan prefix di- yang berarti dapat di atau tidakdengan sengaja. Mengacu pada kalimat pasif.
Contoh:
Adik dipukul ayah
Buku itu terinjaak olehku
Bunga ditanam Malai
Dalam verba aktif dan pasif terdapat verba anti aktif dan anti pasif.
Contoh: kakinya terantuk batu (anti aktif)
Ia haus akan kasih sayang (anti pasif)
Verba Dinamis
Verba dinamis adalah verba yang terus bergerak dan berubah mengacu pada kalimat dinamis yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba yang secara semantic menyatakan tindakan atau gerakan.
Verba Statis
Verba statis adalah verba yang tidak disertai kata bantu sedang mengacu pada kalimat statis yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba yang secara semantis tidak menyatakan tindakan atu kegitan
Verba Resiprokal
Verba resiprokal adalah verba yang menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak dan perbuatan tersebut dilakukan dengan saling berbalasan. Kedua belah pihak terlibat dalam tindakan.
Contoh.berkelahi, berperang, berpegangan, bersentuhan.

Verba kopulatif
Verba koopulatif yaitu verba yang mempunyai potensi untuk ditanggalkan tanpa mengubah konstruksi predikatif yang bersangkutan contohnya adalah dan merupakan. Distribusi dalam kalimat berenang adalah pekerjaan yang menyengangkan.
Verba Ekuatif
verba ekulatif adalah verba yangb mengungkapkan cirri salah satu argumennya.
Contoh; menjadi, terdiri dari, berdasarkan, bertambah, berasaskan, berlandaskan.
Verba Telis dan Verba Atelis
Konsep telis dan atelis dibicarakan karena verba berprefiks dapatdipertentangkan dengan verba berprefiks –ber. Verba telis biasanya berprefiks me- dan verba atelis berprefiks ber-.
Contoh verba telis:
Pak tani menanam padi
Ia menukar pakaian itu
Kami mengubah pendapat kami tentang hal itu
Contoh verba atelis:
Pak tani bertanam padi
Ia bertukar pakaian
Kami berubah pendapat tentang hal itu

Verba konstatatif
Verba kontatatif adalah verba yang menyatakan atau mengandung gambaran tentang suatu peristiwa.
Contoh: memperbaiki, menulis.


IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
Berbicara tentang frasa verbal yaiu kita berbicara tentang suatu kontruksi hasil modifikasi yang hulunya verba. Jenis frasa berba yang dapat mengisi fungsi predikat yaitu.verba dasar bebas, verba turunan,verba transitif, verba intransitive, verba bitransitif, verba aktif, verba pasif, verba dinamis verba statis, verba resiprokal, verba kopulatif, verba ekuatif, verba telis dan atelis serta verba konstatatif.
4.2 Saran
Dengan makalah ini semoga mahasiswa bahasa sastra Indonesia dan daerah semakin mengerti tentang linguistik, dalam hal ini ilmu tentang sintaksis.

Tidak ada komentar: