Selasa, 09 Maret 2010

PANDANGAN KEBEBASAN CHAIRIL ANWAR DALAM PUISI AKU

PANDANGAN KEBEBASAN CHAIRIL ANWAR DALAM PUISI AKU

Chairil Anwar dipandang sebagai pelopor dalam lapangan puisi . karena puisi –puisi yang diciptakannnya menuju pada kebebasan diri dan ekspresionalis. Dialah yang membawa perubahan radikal dalam puisi Indonesia sesudah perang. Hal ini dapat kita lihat dalam karya-karyanya . konsepsi Chairil Anwar yakni tiap individu harus dapat menyelesaikan masalahnya sendiri-sendiri, tidak mengharapkan pertolongan orang lain. Letusaan jiwa Chairil Anwar yakni suara jiwa yang penuh semangat. Chairil Anwar bebas mengungkapkan kenyataan secara subjektif artinya yang diekspresikannya adalah gelora kalbunya atau dengan kata lain kehendak batinya.
Chairil Anwar mengekspresikan jiwanya juga tidak berlebih-lebihan yang cenderung bersifat emosional, tapi apa adanya. Luapan perasaan Chairil Anwar yang menyatakan kebebasan dapat kita lihat dalam karyanya yang berjudul Aku.
Aku

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ’kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku ingin hidup seribu tahun lagi
Dalam puisi tersebut merupakan ekspresi jiwa penyair yang menginginkan kebebasan dari semua ikatan. Dalam karya ini penyair( Chairil Anwar) tidak mau meniru atau menyatakan keaadaan alam tapi mengungkapkan sikab jiwanya yang ingin berkreasi. Jika sampai waktunya ia tidak mau terikat oleh siapa saja, apapun yang terjadi. Ia ingin bebas , sebebas-bebasnya sebagai aku. Bahkan jika ia terluka, ia akan membawa lari sehingga peri itu lenyap. Bahkan dengan luka itu pun ia akan lebih jalang , lebih dinamis, lebih vital, lebih bergairah hidup. Dan Chairil Anwar ingin hidup seribu tahun lagi. Inilah sikab Chairil Anwar yang menyatakan ekspresi jiwa yang lahir dan ia ingin menyatakan pandangannya tentang duniany yang bebas.
Dalam puisi aku ini kemntapan pikiran Chairil Anwar dan semangat yang menggebu-gebu ditandai pada pilihan kata yang menunjukkan ketegasan seperti “ku mau, tak perlu sedu sedan itu, aku tetap meradang, aku akan tetap meradang, aku lebih tak peduli, dan aku mau hidup seribu tahun lagi”. Pernyataan diri sebagai binatang jalang adalah kejujuran yang besar, berani melihat diri sendiri dari segi buruknya. Efeknya membuat orang tidak sombong terhadap kehebatan ini sendiri sebab selain orang lain orang mempunyai kehebatan juga ada cacatnya, ada segi jelek dalam dirinya.
Kiasan –kiasan yang dilontarkan Chairil Anwar dalam puisinya menunjukkan bahwa dalam dirinya mencoba membandingkan bahasa yang digunakan yang bertujuan mencetukan langsung dari jiwa. Cetusan puisi itu bersifat mendara daging . dengan kiasan –kiasan itu gambaran menjadi konkrit , berupa citra-citra yang dapat diindra,gambaran menjadi nyata seolah dapat dilihat, didengar , diraba, dirasakan sakitnya. Di samping itu kiasan-kiasan tersebut menyebabkan kepadatan sajak. Untuk menyatakan semangat yang menyala-nyala, untuk merasakan hidup yang sebanyak-banyaknya.” Aku mau hidup seribu tahun lagi. Jadi disini kelihatan gambaran bahwa si aku penuh vitalitas mau mereguk hidup ini selama –lamanya. Chairil Anwar dalam puisi aku adalah gambaran semangat hidup bebas sdan menggebu-gebu.


TORINE RAMBU BABA AMA (TRBA _CA)

Tidak ada komentar: