PEMALAS
Jenuh kulewati hari ini
Penuh liku ,
Lemah tungkai kakiku
Tak kutemukan nilai sebuah kehidupan
Entah rasa apa yang kini berkecamuk
Setan mana yang telah merasukiku
Semua yang kulakukan
Hampa dan lahir dari kesia-sian
Mungkin inilah yang dikatakan
Kemana lagi jiwa ini kucari
Sementara ia terus lari
Dan tak menghendaki
Apa yang mesti kuperbuat
Kau menghujaniku dengan peluru
Tak satupun dapat kulakukan
Apa lagi melakukannya dengan sempurna
Jika kau melihatku letih
Itu bukan karena aku memang letih
Tapi demi waktu yang bicara
Aku berani katakan aku begitu tak berdaya
Pantaskah aku berpikir
Untuk apa semuanya kulakukan
Sementara langit bermuram durja
Aku pun larut dalam kelalain ini
Mungkin ini yang dikatakan
Akh aku tak berani menebak
Tapi biarlah sulbi jiwa ini
Merangkak dan bicara
Dari kedalaman jiwa
Maafkan aku yang tak bisa
Berbuat yang terbaik
Aku gundah gulana
Hai kau yang terus memojokkanku
Aku bukannya tidak bisa
Tapi bicaralah demi pertemanan yang abadi
Aku ingin jujur katakan, aku tak sanggup ungkapkan
Meski dari pernik kata yang haturkan
Ingin mengubah jiwa yang tertati ini
Jangan kau katakan itu lagi
Jika kau ingin yang terbaik kulakukan.
Aku memang pengecut
Mungkin juga ada yang lebih kasar
Aku patung batu beku
Yang kan melumut jika tersiram
Ahk .... aku tak tahu
Mengapa ini bisa terjadi padaku
Mungkin nasip
Mungkin pun takdir
Aku lebah, tak cerdik
Bahkan cenderung lamban
Itu steming dasar yang kumiliku
Aku bertempramen plegmatis
Semuanya malas kulakukan
Jika ada yang mengajakku
Aku hanya menjawab dengan satu ayunan
Gelengan dan kukatakan TIDAK
Aku mungkin tak bisa dijadikan
Sahabat untuk berbagi
Karena sekali sempat mereka berduka
Aku tak dapat membantu dengan tangkas
Aku sering disebut si Pemalas
Nama yang begitu keji
Kau bahkan mereka tambatkan
Maafkan aku yang malas ini
Tapi jujur demi waktu yang berdetak
Demi langit yang kugenggam
Ingin kulantunkan
Seribu larik dalam satu hempasan
Ingin kudendangkan
Jangan lagi kau ucapkan
Aku seorang PEMALAS
Ingin kuubah semua getis itu
Ingin ku tendang semua keegoisanku
Dan aku mau bicara pada semesta
Aku tidak ingin kau katakan PAMALAS
Karya torine rambu baba ama
Minggu, 14 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar